Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The National Human Activity Pattern Survey (NHAPS), hampir 90 persen waktu seseorang dalam sehari dihabiskan dalam ruangan. Fakta tersebut kemudian memberikan urgensi dari perlunya menjaga kualitas keadaan di dalam bangunan seperti udara dan kelembapan udara di dalamnya. Penjagaan kualitas tersebut masuk di dalam konsep Healthy Building yang mempromosikan pembangunan bangunan yang mempertimbangkan aspek kesehatan di dalamnya.
Untuk memberikan wawasan lebih banyak mengenai topik tersebut, Prodi Teknik Elektromedik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan seminar nasional dengan tema Membedah Teknologi Health Building dan HVAC pada Rumah Sakit. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Kamis (1/11) di Gedung KH Ibrahim E7 kampus terpadu UMY dan menghadirkan Ir. John Budi Harjanto Listijono, M.Eng.Sc, Presiden Direktur PT Metropolitan Bayu industri selaku pembicara.
John menyebutkan bahwa ada kaitan dari berbagai macam penyakit yang muncul dewasa ini dengan kondisi lingkungan sekitar sebagai tempat beraktivitas. “Di abad 21 ini banyak penyakit baru yang diidap oleh manusia dan berbeda dibandingkan pada masa sebelumnya. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh lingkungan yang sudah berkembang dan banyak menggunakan bahan kimia dalam prosesnya, misalnya pada pembangunan gedung modern. Kemudian selama manusia melakukan kegiatan kesehariannya di dalam gedung tersebut, sangat mungkin tubuh juga menyerap berbagai zat yang terdapat di dalamnya,” ungkapnya.
Kondisi tersebut kemudian mendorong adanya inovasi pembangunan yang juga mempertimbangkan aspek kesehatan. “Konsep pembangunan healthy building dibentuk untuk memperbaharui konsep pembangunan green building yang mengedepankan efisiensi energi. Pembaharuan ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan para penghuni gedung tersebut karena apabila dalam sebuah perusahaan pekerjanya sakit maka akan mungkin menghasilkan kerugian yang lebih besar daripada kerusakan gedung,” ujar John.
“Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harvard, ada 9 kriteria yang harus dipenuhi untuk memenuhi standar bangunan sehat. Pertama adalah kualitas udara yang dapat dilakukan dengan melakukan pemilihan bahan bangunan dan juga peralatan yang beremisi kimia rendah untuk mengurangi polusi. Selanjutnya adalah memperhatikan suhu; kelembapan ruangan; pencahayaan; dan juga perlindungan terhadap kebisingan. Kriteria lainnya adalah standar keamanan gedung dari berbagai keadaan; kebersihan gedung dari debu dan hama; penjagaan standar air dan juga ventilasi agar siklus udara dapat terjadi dengan baik,” jelas John.
John menyebutkan bahwa penerapan konsep bangunan sehat merupakan sebuah kebutuhan, terlebih untuk bangunan seperti rumah sakit. “Rumah sakit merupakan lokasi dari berkumpulnya berbagai penyakit, dan tanpa penerapan standar kesehatan yang baik di gedung rumah sakit sangat mungkin terjadi penyebaran penyakit dari lingkungan seperti air dan udara. karena itu gedung rumah sakit harus memprioritaskan penerapan konsep bangunan sehat, apalagi untuk ruangan yang menangani kondisi penting seperti ruang operasi atau instalasi gawat darurat,” ungkapnya.