Berita

Kopertis SC, Alat Peringatan Air pada Pompa Berbasis Tenaga Matahari

WhatsApp-Image-20160615

Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berhasil menciptakan prototype alat peringatan air pada pompa berjudul Kopertis SC (Kotak Pemantau dan Peringatan Air berbasis Solar-Cell). Alat tersebut berfungsi untuk memberikan peringatan dini pada pengguna pompa air manual yang lupa mematikan pompa hingga menyebabkan air meluber.

Lima mahasiswa tersebut adalah Nisfi Nurlailatul, Sri Indah Lestari, Wahyu Sari A., Febri Arfianto, dan Dany Dwi Jaka, yang merupakan mahasiswa jurusan Teknik Elektro UMY. Saat diwawancara pada Rabu (15/06), Sri Indah mengungkapkan pemilihan Kopertis SC untuk digunakan pada pompa manual dikarenakan masyarakat lebih banyak yang tertarik untuk menggunakan pompa manual dibanding pompa otomatis.

“Sebelumnya kami sudah melakukan survey dengan memberikan questioner kepada masyarakat. Hasilnya, banyak masyarakat yang mengeluh atas penggunaan pompa otomatis, dan banyak yang lebih memilih menggunakan pompa manual. Alasannya karena pompa otomatis lebih sering rusak, disebabkan sistem on/off yang tidak teratur sehingga pompa lebih cepat panas, dan menyebabkan daya yang digunakan relatif besar. Pompa air dayanya besar, tapi alat otomatisnya berdaya kecil, sehingga pompa otomatis menjadi cepat rusak,” jelas Sri Indah.

Disamping itu, Nisfi Nurlailatul menjelaskan cara kerja Kopertis SC yang akan mengirimkan SMS kepada pengguna pompa air manual berisi besarnya volume air sehingga dapat menghindari kebocoran pipa. Di samping itu, alarm yang terpasang di alat tersebut akan betbunyi secara otomatis ketika pompa air manual lupa dimatikan.

“Jadi dengan kopertis SC ini, pengguna bisa tahu seberapa banyak volume penggunaan air, supaya pengguna bisa melakukan sinkronisasi data antara penggunaan air dengan tagihan PDAM,” jelas Nisfi.

Lima mahasiswa yang tergabung dalam satu tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) Karsa Cipta tersebut menjelaskan bahwa prototype Kopertis SC sudah diujikan dalam skala kecil. Dalam sistem Kopertis SC sendiri disebutkan menggunakan micro-controller yang membutuhkan SIM modul yang berfungsi untuk mengirim SMS kepada pengguna pompa.

“Di SIM modul itu di-setting isi pesan dan nomor yang dituju untuk mendeteksi air di tandon bila sudah habis atau penuh. Kopertis SC juga menggunakan sensor ping atau sensor ultrasonik. Sensor tersebut berguna memberikan peringatan pada minimal ketinggian air 5 cm dan maksimal 15 cm dari total ketinggian tandon prototype 20 cm. Jadi ketika ketinggian air mencapai lebih dari 15cm atau kurang dari 5 cm, buzzer akan berbunyi,” jelas Wahyu Sari.

Prorotype Kopertis SC sendiri berbentuk kotak kecil seukuran kotak susu dan untuk menggunakannya perlu dipasang di atas dan di samping tandon air. Kopertis SC sendiri memiliki kelebihan yakni menggunakan sumber solar atau tenaga matahari. “Meskipun menggunakan sumber tenaga matahari, alat ini dapat di-setting jika ingin menggunakan sumber dari PLN. Jadi alat ini bisa menggunakan dua sumber tenaga yang dapat diubah-ubah,” tutup Wahyu Sari. (Deansa)