Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab disapa sebagai Buya Syafii, merupakan salah satu sosok penting dalam Muhammadiyah. Ulama dan cendekiawan yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 2000-2005 ini kerap ditempatkan sebagai sosok guru bangsa yang memiliki komitmen kuat dalam hal kemaslahatan bangsa dan negara Indonesia dengan pemikiran yang luwes. Hal ini diulas pada buku berjudul “Berdiang di Perapian Buya Syafii” tulisan Riki Dhamparan Putra yang dibedah dalam acara Launching dan Bedah Buku Berdiang di Perapian Buya Syafii pada Rabu (5/12).
Acara yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama, Gedung AR Fachruddin, Lt. 5, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini dihadiri oleh Abd Rohim Gazali, DIrektur Eksekutif Ma’arif Institute, Faris Al-Fadhat, S.IP., MA., Ph.D., Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan AIK UMY, Raudal Tanjung Banua, Sastrawan Yogyakarta, dan Moh. Shofan, MA, Direktur Program Ma’arif Institute.
Buya Syafii juga turut hadir secara daring (dalam jaringan) melalui platform Zoom Meeting untuk menyampaikan sambutan dalam acara yang digelar oleh Koordinator Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UMY ini. Menurutnya, era sekarang ini merupakan era anak muda untuk membedah pemikiran-pemikiran yang disampaikan oleh para pendahulunya. Disaat yang bersamaan, sebagai penulis, Riki Dhamparan Putra berharap bahwa dengan hadirnya buku ini dapat memantik lahirnya Buya Syafii selanjutnya. “Mendukung cita-cita luhur merupakan hal yang wajib dilakukan oleh mahasiswa,” pungkasnya.
Sementara itu menurut Raudal Tanjung Banua, dalam buku ini Riki menyematkan tiga kata kunci dalam semua hal yang melibatkan Buya Syafii yakni Islam, Muhammadiyah dan Indonesia. “Sosok Buya digambarkan sebagai keridaan untuk menerima Keberadaan Yang Mutlak,” imbuhnya. (ays)