Peserta Kontes Robot Pemadam Indonesia (KRPAI) 2015 divisi beroda dan berkaki hari ini, Jumat, (12/6) melakukan Technical Meeting di ruang Sidang AR. Fachruddin A lantai lima. Kegiatan ini dijadikan sebagai persiapan akhir mengenai peraturan dalam bertanding nanti, apa yang harus dan tidak harus dilakukan oleh tim peserta. Technical Meeting ini dihadiri oleh 50 tim KRPAI, baik beroda maupun berkaki. Namun, ada dua delegasi yang berasal dari Universitas Hasanuddin, Makassar yang belum bisa hadir pada kegiatan ini.
Pemandu Technical Meeting KRPAI 2015, Heru Santoso, mengatakan beberapa hal yang bisa mengakibatkan tim terdiskualifikasi adalah tim yang tidak menunjukkan rasa fair play saat pertandingan. “Kita harus menjunjung semangat fair play. Karena semangat fair play merupakan salah satu kunci keberhasilan kita,” kata Heru.
Kemudian, karena ini adalah KRPAI, maka setiap tim dituntut untuk harus menemukan dan mematikan api secepat mungkin. “Selain mematikan api secepat mungkin, robot dari setiap tim juga harus melewati rintangan aksesoris yang dipasang di salah satu ruangan panggung perlombaan. Jadi, di situlah tantangannya,” lanjut Heru.
Untuk mendapatkan poin, setiap robot harus mematikan lilin di daerah sendiri terlebih dahulu baru setelah itu bisa mematikan lilin di daerah lawan. Setiap lilin yang bisa dimatikan akan mendapatkan poin tambahan lima. “Namun, jika dalam perjalanannya mematikan lilin robot berputar-putar lebih dari 10 detik, maka robot harus diangkat dari lapangan pertandingan dan harus menunggu selama 30 detik baru bisa diletakkan di titik start lagi,” jelas Heru lagi.
Untuk spesifikasi robotnya pun, menurut Heru, harus memenuhi persyaratan ukuran dan juga bobotnya. Robot harus berukuran maksimal 31 cm x 31 cm x 27 cm untuk dua divisi, beroda dan berkaki. Kemudian, sebagai salah satu faktor penilaian, tombol switch on pada robot juga harus berada minimal 2cm dari titik tertinggi tubuh robot. “Selain itu, tidak diperbolehkan untuk tim memasang segala peralatan komunikasi wireless pada tubuh robot, walaupun peralatan itu tidak dipakai,” ujarnya.
Adapun pada perhelatan KRPAI 2014 yang lalu, tim dari Politeknik Elektrika Negeri Surabaya mendapatkan juara umum dan berhasil mewakili Indonesia dalam kontes robot internasional “Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest 2014″ di Trinity College, Hartford, Connecticut, Amerika Serikat. Hasilnya pun mereka memborong juara satu, dua, dan tiga pada kontes robot internasional itu. (bram)