Berita

KRSI-KRI 2015 Diikuti 18 Tim Robotik

IMG_0697

Sebanyak 18 tim robotik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia akan ikut bertanding pada Kompetisi Robot Seni Indonesia (KRSI), Kontes Robot Indonesia (KRI) 2015 tingkat nasional. Mereka akan mulai bertanding pada Sabtu (13/6) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Kedelapan belas tim robotik tersebut berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Banjarmasin, Universitas Telkom, Universitas Negeri Padang, Politeknik Negeri Padang, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Institut Teknologi Bandung (ITB), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Semarang, STIMIK Teknokrat Bandar Lampung, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Gigih Prabowo, salah seorang juri KRSI mengatakan, 18 tim robotik KRSI tersebut merupakan tim-tim yang berhasil lolos dari regional I hingga regional V. Jumlah peserta di tahun ini pun secara keseluruhan dari peserta KRI, merupakan peserta yang paling banyak jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Ini menandakan kalau kekuatan di bidang seni robot telah merata di berbagai wilayah di Indonesia. Dan pastinya, kompetisi ini akan lebih kompetitif,” ujarnya, saat memimpin Technical Meeting (TM) KRSI pada Jum’at (12/6), di gedung AR. Fachruddin A lantai 4 Kampus Terpadu UMY.

Koordinator TM KRSI ini juga menyampaikan pada peserta KRSI, bahwa masing-masing tim diberi kesempatan tiga kali tampil dan diberi urutan sesuai pembagian zona merah dan zona biru. Zona merah diperuntukkan bagi peserta dengan nomor urut ganjil, sedangkan zona biru bagi peserta dengan nomor urut genap. “Itu untuk mempermudah pembagian dalam pertandingan. Adapun untuk sistem pertandingannya sendiri, dari 18 tim yang bertanding nantinya akan dipilih lagi delapan tim yang terbaik dan telah dirata-ratakan sebelumnya. Dan bagi yang berhak tampil setelah babak penyeleksian ini, setiap tim wajib tampil lagi sebanyak dua kali tampil,” jelasnya.

Mengenai peraturan saat bertanding, Gigih menuturkan, penetapan waktu pertandingan bagi masing-masing tim adalah 3 menit 28 detik. Sedangkan untuk ukuran robot, tinggi minimal 50 cm, berat minimal 30 gr, panjang lengan 60 cm, serta lebar kaki 150 cm2. “Untuk arena lomba dibagi 5 zona, yaitu zona start, zona tengah, zona perang, dan zona penutup. Masing-masing tim ukuran zona lapangannya 2×3 m. Peraturan pemutaran musik juga akan dilakukan selama 3,8 detik dan akan berhenti satu kali,” tuturnya.

Selain itu, terkait diskualifikasi kontestan robot, jika robot keluar dari daerah atau arena pasangannya, maka tim akan dikenakan penalti. Penalti dikenakan untuk 10 detik pertama dikurangi 2 nilai, dari 100 nilai sempurna. Hal ini sama halnya dengan tim yang melakukan retray atau pengulangan. “Untuk retray tidak dibatasi berapa kali melakukan retray, hanya saja nilai akan tetap dikurangi 2 poin,” ujarnya.

Namun di samping itu semua, lanjut Gigih, adalah persiapan dari tim itu sendiri yang harus maksimal. Robot-robot milik mereka harus siap dengan aba-aba yang diberikan oleh wasit, saat robot itu harus mulai menari atau pun berhenti menari saat musik sudah tidak terdengar. “Pada penampilan besok (13/6), hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan yaitu terkait persiapan dari tim itu sendiri. Pada saat start, robot harus dilepas. Selanjutnya retray atau pengulangan, musik berhenti pada hitungan 10 hingga 15 detik, dan terakhir urutan aba-aba hingga pertandingan selesai,” imbuhnya.

KRSI kali ini mengusung tema seni tari Bambangan Cakil, yang merupakan salah satu tari klasik dari Jawa Tengah. Gigih juga menambahkan, untuk jumlah robot pada setiap tim diharuskan memiliki minimal satu robot yang berpasangan. Satu robot untuk Bambangan yang menggambarkan sosok kesatri, sedangkan satu robot lagi untuk Cakil yang berperawakan seperti raksasa dan memiliki sifat kasar dan beringas. (hevi)