Berita

KSR PMI UMY Latih Penyandang Disabilitas Membuat Ecoprint

Korps Sukarelawan Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan pelatihan pembuatan kain Ecoprint terhadap sejumlah penyandang disabilitas di Desa Panggungharjo, Bantul pada Sabtu (1/10). Menurut ketua pelaksana pelatihan, Muhammad Rizal mengatakan pihaknya membidik kaum Difabel sebagai peserta pelatihan karena masyarakat belum sepenuhnya sadar isu-isu kaum Difabel.

“Alasan kami memilih kaum Difabel sebagai sasaran pelatihan ini adalah karena kami memandang bahwa masyarakat belum sepenuhnya peka dan sadar terhadap isu-isu yang ada di lingkup ini, sehingga kami mengupayakan untuk mengangkat isu ini,” tutur Rizal.

Ia juga mengatakan, pelatihan ini juga sebagai salah satu cara untuk membantu kaum Difabel untuk berdaya. “Kaum Difabel harus kita bantu dan kita perhatikan, caranya dengan membantu mereka berdaya dan mandiri, dengan demikian pelatihan ini mampu memberikan itu,” tegas Rizal. Lebih lanjut, Rizal uga mengungkapkan jika dipilihnya Ecoprint sebagai pelatihan yang diajarkan karena melihat potensi alam Jogja dan juga mempertimbangkan kemampuan penyandang difabel.

“Kami memilih untuk mengajarkan pembuatan kain Ecoprint karena sumber kekayaan alam di Jogja itu melimpah sebagai bahan bakunya. Lalu Ecoprint ini sangat mudah dibuat oleh teman-teman difable dan yang terpenting ini mempunyai nilai ekonomi yang menjanjikan,” lanjut Rizal.

Puthut Ardianto, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing dan juga pemateri dalam pelatihan ini mengungkapkan jika pelatihan ini tak hanya untuk meningkatkan skill namun juga melatih kepercayaan diri peserta yang mempunyai keterbatasan.

“Saya selama melatih mereka sangat senang dan juga terharu dengan antusiasnya. Menurut saya selain untuk meningkatkan skill, ini juga sangat penting untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka, membuktikan bahwa mereka ini mampu, mereka punya karya dan mereka ini berdaya,” ujar Putut.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika penyandang Disabilitas memang sudah seharusnya didukung dan diperhatikan salah satunya melalui kegiatan seperti ini. “Penyandang disabilitas memang harus kita dukung dan kita perhatikan salah satunya melalui kegiatan seperti ini. Membuktikan bahwa mereka berdaya dan mampu juga setara dengan yang lain meski dengan adanya keterbatasan,” lanjutnya.

Salah satu peserta pelatihan yang merupakan korban gempa Jogja tahun 2006 bernama Istini (48) yang saat ini harus memakai kursi roda mengaku sangat senang mendapat pelatihan ini.

“Saya sangat senang sekali dapat pelatihan ini. Walaupun saya duduk di kursi roda saya tetap mampu membuat Ecoprint yang tentunya ini belum pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya sebagai kaum difabel juga ingin menghasilkan sesuatu yang indah, dan pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan skill yang saya punya,” ujarnya.

KSR PMI UMY sendiri mendapatkan pendanaan pelatihan ini setelah bersaing dengan seluruh perguruan tinggi di seluruh Indonesia dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). PPK Ormawa adalah program penguatan kapasitas ormawa melalui serangkaian proses pembinaan ormawa oleh perguruan tinggi yang diimplementasikan dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. (RM)