Menurut data APJII tahun 2017 tentang penetrasi perilaku pengguna internet Indonesia bahwa jumlah pengguna internet pada anak berusia 13-18 tahun sejumlah 16.68%, yang artinya pada angka tersebut anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengakses internet. Oleh karena itu, dampak negatif dari tingginya intensitas penggunaan gadget pada anak dalam mengakses internet adalah berkurangnya interaksi sosial dengan lingkungannya hingga pada dampak psikologis. Hal itulah yang menjadi latar belakang Dosen UMY melakukan pengabdian masyarakat dengan membangun ‘Kampung Ramah Anak’ untuk mengurangi dampak negatif penggunaan internet pada anak.
Program pengabdian ‘Kampung Ramah Anak’ ini sudah diinisasi sejak Bulan Maret 2020, di Perumahan Graha Prima Sejahtera, Dukuh Jetis, Tamantirto, Kasihan Bantul yang dilaksanakan oleh Tim Dosen UMY yaitu, Twediana Budi Hapsari,S.Sos.,M.Si.,Ph.D, Dr Akif Khilmiyah, M.Ag dan Slamet Riyadi, ST, M.Sc, PhD. Dengan adanya program ‘Kampung Ramah Anak’ ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran literasi digital pada orang tua dan anak, serta menciptakan ruang kreativitas pada anak. Di sisi lain, pentingnya program ini karena masyarakat juga membutuhkan ruang terbuka untuk bermain secara fisik bagi anak, sehingga anak-anak juga memiliki waktu untuk belajar, waktu bermain dan kapan ia bermain gadget.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Koordinator Tim Pengabdian Mayarakat, Twediana Budi Hapsari, bahwa ‘Kampung Ramah Anak’ ini sudah diinisasi sejak Bulan Maret 2020, namun karena terhalang pandemi Covid-19 sempat terhenti dan berjalan lagi pada Bulan Juni 2020. ”Pada bulan Juni 2020 kembali mulai bertemu dengan masyarakat, untuk membuat struktur pengurus kampung ramah anak dan mulai menyediakan fasilitas-fasilitas yang ada, sebenarnya program ini masih dalam proses pengabdian pada kampung ramah anak di perum Graha Prima Sejahtera, Tamantirto, Kasihan, Bantul,”jelasnya saat ditemui pada hari Kamis (26/11)
Twediana juga menambahkan bahwa dalam program ini terdapat 3 sentra yang menjadi program utama dalam pelaksanaan program ‘Kampung Ramah Anak’. ”Program yang utama pada ‘Kampung Ramah Anak’ ini terdapat 3 sentra, yaitu sentra Yudhistira, yaitu pusat kreativitas dan pengetahuan pada anak, salah satu programnya adalah adanya perpustakaan sebagai tempat baca anak yang dikelola oleh masyarakat khususnya pada remaja di sana. Sentra Gatot Kaca, yaitu arena bermain anak-anak dengan menyediakan fasilitas playground, dan kemudian ada Sentra Prasmana, yaitu sebagai pusat kebugaran untuk anak dengan menyediakan mini alat fitness di area kampung tersebut,” tambahnya yang juga menjabat sebagai Kepala Program Studi Komunikasi dan Konseling Islam UMY.
Sementara itu, Wakil Pengurus Kampung Ramah Anak, Hendho WS menyampaikan alasan ‘Kampung Ramah Anak’ sangat dibutuhkan di perkampungannya adalah karena masyarakat menaruh kepedulian pada anak, terlebih pada era saat ini ketika anak-anak sudah sangat terpengaruh dengan budaya menggunakan gadget secara berlebihan. ”Program ini diharapkan untuk mengembalikan dunia anak-anak yang sebenarnya dengan anak yang seharusnya pada masa-masa bermain dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, pentingnya dukungan orang tua dan anak-anak di sekitar untuk menjalankan program kampung ramah anak,” tutupnya.(Sofia)