Berita

Lagi, MMSA UMY Pecahkan Rekor MURI

IMG_5785 compress2
Seorang mahasiswa tengah menempelkan pita untuk membuat rangkaian pita AIDS berukuran raksasa di Kampus UMY, Jum’at (28/11).

Muhammadiyah Medical Student Activities Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MMSA UMY) kembali memecahkan rekor MURI, kali ini dengan membuat rangkaian pita merah HIV/AIDS terbesar se-Indonesia. Pita AIDS berukuran 3×5 meter tersebut terbuat dari rangkaian 11.214 pita. Pita tersebut dibuat untuk memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember mendatang.

Ketua Pelaksana, M. Prakasa Wicaksono menuturkan, puluhan ribu pita itu disusun oleh civitas akademika UMY yang datang di sekitar lokasi. Hal itu sebagai bentuk sosialisasi akan bahayanya HIV/AIDS kepada masyarakat khususnya para civitas akademika UMY. Jumlah pita yang digunakan dalam kegiatan itu pun sengaja dibuat spesial agar sesuai dengan hari AIDS sedunia tahun ini. Sedangkan acara pemberian sertifikat pemecahan rekor itu akan diberikan secara resmi oleh MURI pada tanggal 26 Desember mendatang bertepatan dengan ulang tahun MMSA UMY. “Jumlah pita kecilnya 11.214, karena hari aids 11 Desember 2014,” jelas Wicaksono saat ditemui di lokasi pemecahan rekor yang digelar di Lobby gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY, Jum’at (28/11).

Wicaksono menjelaskan, selain menyusun pita, mahasiswa yang berada di sekitar lokasi pita HIV/AIDS mendapatkan penjelasan tentang penularan salah satu penyakit paling mematikan di dunia itu. Sebab menuturnya saat ini masih banyak stigma negatif kepada penderita HIV/AIDS yang muncul karena informasi keliru yang beredar di masyarakat seperti takut berdekatan dengan penderita HIV/AIDS.

Padahal HIV/AIDS sendiri, sambung Wicaksono, tidak akan menular melalui sentuhan hingga pelukan, oleh sebab itu sangat penting untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, hal itu untuk meningkatkan kesadaran mereka agar lebih peduli terhadap penderita.

“Juga untuk menghilangkan stigma yang salah di masyarakat. Misalnya seperti tidak mau dekat dengan penderita, seperti pelukan dan jabatan tangan, itu salah. Padahal AIDS tidak menular melalui sentuhan dan pelukan. Bahkan, menelan liur penderita pun belum cukup untuk menginfeksi kita,” sambung mahasiswa Kedokteran Umum UMY angkatan 2012 itu.

Wicaksono mengatakan, masyarakat tidak perlu takut untuk berinteraksi dan bergaul dengan penderita HIV/AIDS di kehidupan sehari-hari. Namun, masyarkat jangan pernah untuk melakukan aktifitas yang menularkan penyakit tersebut, seperti gaya hidup tidak sehat dengan prilaku sex bebas. Menurutnya penyadaran itu sangat penting, sebab penderita HIV/AIDS di Pulau Jawa sudah mencapai angka dua belas ribu.

Ia juga mengatakan, kegiatan itu merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai mahasiswa kedokteran untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat agar tidak terkena resiko tertular HIV/AIDS. “Bergaul tidak masalah. Ini juga untuk mempromosikan gaya hidup dan pergaulan yang sehat. Kita belum bisa untuk menyembuhkan penyakit karena kita masih mahasiswa, sehingga kita saat ini hanya bisa menumbuhkan kesadaran.”

Dalam dua tahun terakhir MMSA UMY telah dua kali melakukan pemecahan rekor MURI. Bulan Agustus 2013 lalu para mahasiswa kedokteran itu tercatat memecahkan rekor dengan mengenalkan autisme melalui penataan kubus bergambar pita autisme dari 22.000 puzzle.​