Pekerjaan mengajar mengaji merupakan amal jariyah yang harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun akhirat. Dalam hal ini, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan pembekalan kepada guru-guru Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang bernaung di Lazismu UMY. Pembekalan ini dilakukan guna menyamaratakan kemampuan guru TPA dan memberikan sertifikasi atas keahlian mengajar TPA. Acara ini dilangsungkan di Ruang Sidang Gedung A.R. Fachruddin A Lantai 5 UMY pada Kamis (24/8).
Acara pembekalan ini diikuti oleh 38 pengajar TPA yang berasal dari sekitar kampus UMY hasil seleksi guru TPA dari kalangan mahasiswa, alumni UMY, Ibu Rumah Tangga, serta para takmir dan remaja masjid se-Kasihan dan Gamping. Dengan mendatangkan pemateri dari tim pelatih Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Nasional, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Yogyakarta, yakni Iwan Rustiawan, S. Sos.I., M.Pd.
Dalam sambutannya, Rozikan, S.E.I., M.Si., selaku Manajer Eksekutif Kantor Layanan LazisMu UMY menyampaikan bahwa TPA itu bukan hanya tempat yang hanya sekadar melakukan kegiatan mengaji.
“TPA bukan hanya merupakan kegiatan mengaji tanpa tahu ilmunya. Kegiatan belajar mengaji yang ada di TPA harus memiliki kualitas, standar, arah serta tujuan yang jelas. Oleh karena itu, Lazismu UMY memberikan dukungan penuh untuk perkembangan dan peningkatan kualitas pengajar TPA yang dikelola oleh Lazismu UMY,” ujarnya.
Rozikan juga menambahkan, bahwa kurikulum dari pengajaran TPA juga harus dikembangkan dan distandarkan. “Tidak hanya standar dari tim pengajar yang disetarakan, tetapi perkembangan dari kurikulum dalam proses pembelajaran guru TPA juga akan dilakukan. Hal ini tentunya untuk menciptakan TPA yang memiliki tenaga pengajar dan murid yang sama-sama berkualitas,” imbuh Rozikan.
Iwan Rustiawan yang juga merupakan pelatih di Badan Koordinasi Pendidikan Al Quran & Keluarga Sakinah Indonesia (BKPAKSI) Pusat dalam pemaparan materinya menjelaskan bahwa guru TPA harus paham dengan filosofi taman. “Setiap guru TPA harus paham betul mengenai filosofi taman, yakni taman yang sejuk, rindang, nyaman, asri dan bersahaja. Prinsip-prinsip dari pemikiran ini harus diterapkan pada proses pembelajaran mengaji kepada siswa TPA. Hal ini agar menciptakan rasa nyaman dan aman ketika proses pembelajaran berlangsung,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Iwan juga menguatkan prinsip pembelajaran TPA yang optimal. “Berikan senyum, tetap antusias, menyenangkan dan kenali siswa adalah prinsip yang tidak boleh ditinggalkan juga,” tambah Iwan.
Pembenahan kurikulum dan Sumber Daya Manusia Guru TPA dilakukan secara terorganisir juga dalam rangka menjaga kelangsungan pembelajaran mengaji di wilayah UMY dan sekitarnya. “Kurikulum dan SDM yang bagus serta benar saja tidak cukup. Perlu pengelolaan yang berkelanjutan agar kelangsungannya tetap terjaga dan terpelihara,” pungkas Rozikan.(zachra)