Berita

Libatkan masyarakat dalam komunitas demi kesehatan jiwa yang lebih baik

Terjadinya modernisasi dan globalisasi tak pelak menjadikan cepatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru.

Terjadinya modernisasi dan globalisasi tak pelak menjadikan cepatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru. Perubahan cepat tersebut, sayangnya menjadikan tidak semua orang sanggup menghadapinya hingga memicu munculnya berbagai masalah dalam kesehatan jiwa. Untuk itu, pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas perlu dikembangkan dengan memberdayakan dan melibatkan masyarakat demi mempertahankan manusia sehat secara fisik dan mental.

Demikian disampaikan Koordinator Community Mental Health Nursing Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rakhmat Noviyar Rizka, saat ditemui menjelang persiapan Seminar dan Diskusi Nasional “Community Mental Health Nursing: Empowering Community for Better Mental Health”, di kantor Biro Humas dan Protokol UMY Sabtu (3/4). Seminar dan Diskusi Nasional tersebut akan digelar pada Minggu (4/4) di Kampus Terpadu UMY.

Menurutnya, kesehatan jiwa masyarakat atau yang disebut Community Mental Health merupakan suatu hal yang telah menjadi bagian masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi sebagian besar negara. Rakhmat juga menjelaskan, data dari WHO Mental Health Atlas menunjukkan bahwa permasalahan besar di wilayah negara berkembang adalah sumber daya manusia. “Gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun akan membuat penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga penderita dan lingkungan sekitar,” ujar Rakhmat.

Terlebih dengan masih adanya problematika multi-dimensional yang hingga saat ini dihadapi bangsa Indonesia menyangkut masalah ekonomi, bencana alam, teror, serta wabah penyakit, Rakhmat mengakui, hal ini mampu menjadi pencetus munculnya permasalahan kesehatan jiwa masyarakat akibat kondisi psikososial masyarakat yang tidak semuanya siap menghadapi permasalahan tersebut,” terang Rakhmat.

Lebih lanjut Ia memaparkan kesehatan jiwa tidak sekadar bebas dari gangguan dari penyakit atau kecacatan, namun lebih pada perasaan sehat, sejahtera, sehat dan bahagia dengan keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku untuk dapat merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu mengatasi tantangan hidup sehari-hari. “Pada intinya, kesehatan jiwa adalah status kesehatan dimana individu sadar akan kemampuannya, dapat mengatasi stres hidup sehari-hari, dapat bekerja produktif, serta mampu memberi kontribusi pada komunitasnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perawat jiwa mempunyai peran penting karena mereka merupakan sumber daya kesehatan vital dalam upaya meningkatkan mutu kesehatan jiwa masyarakat, termasuk dengan memberikan pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas. Dengan pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas, Rakhmat menuturkan, hal ini menjadi strategi terbaik untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di sebuah komunitas yang memungkinkan kesehatan jiwa mencapai seluruh masyarakat.

“Kerjasama lintas sektoral, ternasuk melibatkan peran serta masyarakat penting dilakukan karena sumber daya masyarakat merupakan aspek paling vital dalam menyukseskan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat dan menciptakan masyarakat yang memiliki kesehatan mental yang baik,” tandas Rakhmat.