Pada akhir penutupan Muktamar, Lembaga Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah yang bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan akan membagikan 5 ribu bibit pohon kepada para Muktamirin dan sebagian penggembira.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Ir. Gatot Supangkat, MP, di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (6/7).
Gatot menjelaskan tanaman yang akan dibagikan tersebut merupakan bentuk souvenir atau oleh-oleh bagi para Muktamirin dan penggembira setelah enam hari bermuktamar. Khusus bagi penggembira, bibit pohon tersebut dapat diperoleh di stan UMY Expo. Jenis tanaman umumnya berupa tanaman buah dan kayu, diantaranya mangga, durian, duku, rambutan, sawo kecik, jati, sengon, mahoni, glodongan, serta ketapang. “Dengan pemberian souvenir ini, para Muktamirin dan penggembira diharapkan turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan yang memang menjadi perhatian Muhammadiyah,” urainya.
Ia menambahkan, hal ini merupakan kelanjutan dari Gerakan Naisonal Wakaf tanaman dan penanaman pohon Muhammadiyah sebagai bagian dari pendidikan lingkungan. “Adanya pohon di lingkungan sekitar akan mampu mengendalikan pencemaran lingkungan yang berujung pada kelestarian lingkungan,” imbuh Gatot.
Ia memaparkan setiap manusia di dunia ini mengeluarkan CO2 empat ton/ tahun. Sementara satu pohon mampu menyerap CO2 sebesar satu ton/ tahun. “Oleh karenanya, setiap manusia sebenarnya perlu menanam empat pohon per tahunnya sebagai kompensasinya dalam mengurangi CO2 di bumi ini,” papar Gatot.
Para Muktamirin dan penggembira diminta tidak mempermasalahkan jenis tanaman apa yang akan diterimanya, baik tanaman buah maupun kayu. “Umumnya orang cenderung memilih tanaman buah yang hasil buahnya dapat dinikmati. Namun, pembagian bibit pohon ini lebih difokuskan untuk memperbaiki eksosistem di lingkungan sekitar,” terang Gatot.
Fungsi pohon merupakan pelindung, pengendali pencemaran, peneduh, dan penyimpan air yang kesemua fungsi tersebust dapat menjaga ekosistem dari kerusakan lingkungan. Selain itu, Gatot juga menjelaskan, bibit pohon sebelumnya telah disiram dan diberi pupuk yang cukup sehingga bibit tidak akan bermasalah untuk dibawa pulang para Muktamirin dan penggembira ke tempat asalnya.
Selanjutnya, upaya pengadaptasian di tempat tinggal Muktamirin dan penggembira, Gatot memaparkan jika bibit pohon tersebut sebaiknya jangan langsung ditanam. “Pohon memerlukan proses adaptasi sebelum ditanam. Jadi pohon harus dibiarkan terlebih dahulu dalam keadaan terbuka selama kurang lebih dua minggu hingga satu bulan, sambil menyiapkan lubang. Ketika bibit pohon siap untuk ditanam, maka lubang dapat ditutup dengan tanah dan mencampurkan pupuk yang perbandingannya 1:1. Upaya ini menjadikan tanaman awet saat musim kemarau,” tandas Gatot.