Yogyakarta – Bagi institusi perguruan tinggi, pengurusan paten dinilai sangat penting untuk melindungi hak kekayaan intelektual. Namun dalam penerapannya, masih ditemukan berbagai kendala yang menghambat proses pengurusan paten.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas paten dari hasil riset akademik, Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikburistek) Republik Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Riset dan Inovasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyelenggarakan Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten Batch-I tahun 2024.
Acara yang diikuti oleh 53 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ini dibuka oleh Kepala LRI, Prof. Dr. Dyah Mutiarin, S.IP., M.Si yang menekankan pentingnya paten bagi dunia akademik. Menurutnya paten merupakan luaran penting dari hasil riset.
“Kami berharap proses paten dapat berjalan lancar meskipun dihadapkan pada berbagai hambatan. Baik dari pihak dosen itu sendiri maupun proses administrasi yang panjang. Mulai dari drafting, pendaftaran, registrasi, hingga pemeriksaan substantif dan revisi,” ujarnya di Hotel Crystal Lotus Yogyakarta, Selasa siang (16/7).
Dyah berharap selama dua hari pelatihan ini, para peserta dapat menghasilkan draft yang sesuai aturan dan bermanfaat bagi individu dan institusi. “Dengan paten yang baik, bapak ibu akan semakin dikenal dan semoga dapat diterapkan secara teknologi atau juga dapat dikomersialisasikan ke dunia industri,” tambahnya.
Subbag Kekayaan Intelektual DRTPM, Muhammad Husni Tamrin, juga menyampaikan acara ini diharapkan dapat menghasilkan invensi-invensi baru yang berpotensi untuk dipatenkan. Ia mengungkapkan, sejak tahun 2022, jumlah peserta yang berhasil mendaftarkan paten terus meningkat. Pada 2022, sekitar 50-70 persen peserta berhasil mendaftarkan paten, dan pada 2023 meningkat menjadi hampir 80 persen. “Kami berharap di tahun 2024 ini angka tersebut kembali meningkat,” tuturnya.
Husni juga menyoroti pentingnya meningkatkan jumlah paten yang didaftarkan di dalam negeri, mengingat saat ini hanya ada sekitar 18 persen paten terdaftar di Indonesia, sementara sisanya didaftarkan di luar negeri.
“Ini menjadi PR kita bersama untuk terus meningkatkan paten di Indonesia. Ini sangat penting karena menjadi jendela bahwa riset yang ada di negara kita berkembang,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa kolaborasi ini adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan produk akademik serta memperkenalkan Indonesia melalui berbagai invensi.
Gunawan menekankan pentingnya dukungan pemerintah terhadap inovator muda. “Pemerintah perlu mengalokasikan dana insentif untuk para pemuda yang berinovasi, agar mereka tidak hanya diakui di luar negeri tetapi juga di dalam negeri. Ini bisa menjadi bahan diskusi di Kemdikbudristek bagaimana kita bisa lebih menghargai karya anak-anak muda yang luar biasa,” tutupnya. (mut)