Dalam rangka meningkatkan kinerja pengabdian serta konstribusi nyata kepada masyarakat saat pandemi Covid-19, Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Pameran Teknologi Tepat Guna untuk Kemandirian Bangsa pada Jumat (9/04) di gedung Perpustakaan UMY lantai 2. Dr. Adhianty Nurjanah ,M.Si Kepala Divisi Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat LP3M UMY sekaligus ketua panitia acara pameran tersebut mengatakan bahwa ini adalah bentuk kontribusi UMY kepada masyarakat.
“Ini adalah bentuk kontribusi kami untuk tetap berkarya dan mengabdi meskipun di saat pandemi. Meskipun pandemi belum berakhir kita tidak diam, terus bersemangat dalam mengabdi dan berkarya serta memberikan hal positif untuk masyarakat, ini juga bukti kongkret bahwa UMY peduli kepada masyarakat,” ucapnya.
Adapun peserta pameran ini adalah 11 team dosen pengabdi yang merupakan inventor Teknologi Tepat Guna dan merupakan lanjutan Proposal skema UMKM Bangkit 2021. Salah satu teknologi yang menjadi pameran adalah robot aromatherapy karya Iswanto, Dr., S.T., M. Eng., IPM. Menurut Iswanto, perbedaan robot ini dengan alat aroma therapy lainnya adalah robot ini bisa dikendalikan jarak jauh.
“Jadi alat ini bisa dikendalikan dari jarak jauh misal alat ini dipakai di Rumah Sakit, perawat tidak langsung kontak dengan pasien karena ini bisa dikendalikan jarak jauh jadi meminimalisir penularan covid ke orang yang sehat juga,” terang Iswanto. Robot yang melibatkan 8 orang dalam pembuatannya ini memakan waktu 3 bulan untuk menjadi robot yang siap pakai.
Semenetara itu teknologi lain yang menyita perhatian dalam pameran ini adalah alat therapy Infra-red berbasis Android karya Elsye Maria Rosa, Dr., S.K.M., M.Kes. Ia mengungkapkan bahwa alat ini berfungsi untuk membantu pasien post covid dalam merelaksasi otot. “Salah satu efek samping setelah menderita covid adalah nyeri berkepanjangan, akhirnya kami berfikiran untuk membuat alat yang bisa memberikan solusi untuk permasalahan ini melalui terapi infra red berbasis android,” terang Elsye.
“Perbedaan alat terapi ini dengan alat terapi lainnya adalah alat ini berbasis android, sehingga pasien bisa mandiri pasien pun tetap bisa social distancing,” tambahnya. Sementara itu untuk pemakaian alat ini cukup 10-30 menit dengan jarak dari tubuh pasien 40-60 cm. Ia juga mengklaim bahwa alat ini cukup efektif karena manfaatnya bisa dirasakan langsung setelah pemakaiannya. Seperti yang dirasakan oleh salah seorang pengunjung yang mencoba alat tersebut, sekaligus selaku penerima manfaat Teknologi Tepat Guna. Ia mengungkapkan bahwa badannya terasa lebih rileks setelah menggunakan alat tersebut, terlebih karena dirinya baru melakukan aktivitas yang cukup berat.