Dalam sebuah karya penelitian, paten merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan hak yang dimiliki terhadap sebuah invensi dan juga untuk melindunginya dari penggunaan tanpa izin. Menyadari hal tersebut, Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerjasama dengan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyelenggarakan Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten pada Rabu (10/08) hingga Jum’at (12/08) mendatang. Agenda pelatihan yang digelar secara luring (luar jaringan) ini diadakan di Hotel Harper Malioboro dan diikuti oleh 50 peserta yang masing-masing merupakan akademisi, dosen, dan peneliti asal Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Kepala LRI UMY, Prof. Dr. Dyah Mutiarin, S.IP., M.Si., dalam sambutannya menerangkan bahwa paten merupakan salah satu kekayaan intelektual yang sangat penting karena menjadi rujukan seberapa banyak peneliti mampu menghilirisasi hasil-hasil riset baru. “Dalam hal ini kita menyadari bahwa untuk paten membutuhkan keterampilan khusus, kami menyadari itu bahwa panduan menulis paten harus dipahami sebaik mungkin. Mengurus paten itu tidak seperti menghasilkan sebuah artikel, mungkin kalau menulis artikel dalam tiga bulan kita bisa menghasilkan satu artikel, tapi dalam penulisan paten banyak hal yang harus dilakukan secara detail,” imbuhnya.
Senada dengan yang disampaikan Dyah, Sub-Koordinator Fasilitator Kekayaan Intelektual Kemendikbud Ristek, Muhammad Husni Thamrin, menjelaskan bahwa paten adalah hal yang sangat berharga sebagai kekayaan intelektual. Menurut Husni, idealnya sebuah paten adalah komersialisasi agar apa yang menjadi hak kekayaan intelektual para peneliti dapat bernilai guna dan bermanfaat bagi para penliti secara pribadi dan bagi perguruan tinggi. Husni menambahkan bahwa pelatihan yang akan berjalan pada delapan kota di Indonesia ini diharapkan dapat menghasilkan deskripsi paten yang akan didaftarkan dan dibiayai. “Tahun ini kami berharap dapat menjaring permohonan paten dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 500 kekayaan intelektual,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP., IPM., mengungkapkan bahwa paten merupakan sebuah prestasi dari sebuah lembaga pendidikan tinggi yang disadari sebagai bagian dari kinerja akademik dalam rangka perguruan tinggi untuk ikut serta menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Selama masa pandemi, ada cukup banyak paten yang dihasilkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini menjadi sebuah kebanggan tersendiri. “Tugas dan beban yang dimiliki dosen semakin hari semakin berat, harapan masyarakat bukan cuma sekadar pada learning process. Namun juga pada produk yang dihasilkan yang dapat berguna di masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf, M.Si., mewakili Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMY mengungkapkan bahwa para peneliti dan dosen dapat meraih hak paten dengan mudah melalui pelatihan penulisan deskripsi paten ini. “Kami selaku pimpinan UMY mengucapkan rasa terimakasih kepada LRI UMY yang telah menyelenggarakan pelatihan ini, khususnya kepada Kemendikbud Ristek atas kerjasamanya dengan LRI UMY,” pungkasnya. (Aisy)