Berita

Lulusan Teknik Sipil berperan dalam kontruksi bangunan ramah lingkungan

Peran lulusan Teknik Sipil masih sangat besar selama kebutuhan papan atau tempat tinggal harus dipenuhi. Terlebih saat ini isu mengenai lingkungan seperti air bersih dan air kotor maupun kesehatan keselamatan kerja juga semakin berkembang yang menuntut adanya konstruksi bangunan ramah lingkungan.Demikian disampaikan Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Heri Zulfiar,M.T., dalam diskusi terbatas “Peran dan prospek ilmu Teknik Sipil” di Kampus Terpadu Senin (19/7).

Menurutnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan dan papan tidak akan berhenti. Gedung-gedung atau tempat tinggal masih dibutuhkan. “Setiap orang mungkin bisa membangun rumah tetapi tidak semua orang bisa membangun gedung-gedung bertingkat. Dibutuhkan pengukuran maupun perhitungan tertentu misalnya terkait dengan infrastruktur maupun regulasinya,”urainya.

Selain itu saat ini isu-isu mengenai lingkungan juga semakin berkembang. “Misalnya isu mengenai air bersih dan air kotor, pencemaran lingkungan maupun terkait dengan Kesehatan Keselamatan kerja (K3). Disini para lulusan Teknik Sipil juga diperlukan perannya. Misalnya bagaimana membangun kostruksi bangunan yang ramah lingkungan,”jelasnya.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul misalnya terkait dengan isu lingkungan maupun kontruksi bangunan itu sendiri menurut Heri para mahasiswa teknik sipil perlu dibekali dengan ilmu yang cukup melalui kuliah maupun praktikum.

“Seperti halnya yang dilakukan 56 mahasiswa dan dua dosen pembimbing dari Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Maluku Utara yang melakukan praktikum bersama di Laboratorium teknik Sipil UMY sejak 13 Juli hingga 24 Juli nanti. Praktikum bersama tersebut antara lain praktikum bahan lapis keras, bahan konstruksi beton, mekanika frida, mekanika tanah, lingkungan.”tambahnya.

Praktikum bersama ini akan membawa manfaat bagi Teknik Sipil UMY maupun Universitas Muhammdiyah Maluku Utara terkait dengan peningkatan softskill dan hardskill para mahasiswa.

“Hal ini diperlukan karena kompetensi teknik sipil juga diperlukan untuk mengtasi persoalan-persoalan yang bisa jadi di setiap daerah mengalami permasalahn yang berbeda. Misalnya di Yogyakarta dengan gempa maupun tanah longsor. Mungkin di daerah lain terkait dengan permasalahan banjir atau lainnya,”pungkasnya.