Stunting menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan peringkat ke lima kejadian stunting pada balita di dunia. Di Indonesia, stunting disebut kerdil, artinya ada gangguan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak anak. Stunting yang bercirikan tinggi yang tidak sesuai dengan usia anak, merupakan gangguan kronis masalah gizi. Anak stunting dapat terjadi dalam 1000 hari pertama kelahiran dan dipengaruhi banyak faktor, di antaranya sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, kekurangan mikronutrien, dan lingkungan.
Atas hal tersebut, bertempat di Kelurahan Cokrodiningratan Magister Ilmu Keperawatan (MKep) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi penyakit stunting. “Kelurahan Cokrodiningratan merupakan satu kelurahan yang ada di jantung Kota Yogyakarta. Walaupun demikian, masih terdapat anak yang menderita stunting. Oleh karena itu sebagai upaya untuk melakukan pencegahan, kami mengabdi d isini dengan menjalankan misi pencegahan melalui program DESA PELITA,” ungkap DR Titih Huriah, MKep, Sp. Kom Ketua program pengabdian masyarakat Desa PELITA saat dihubungi pada Senin (25/3).
Dikatakan oleh Titih, DESA PELITA merupakan singkatan dari Desa Peduli Ibu dan Balita yang merupakan program pengabdian masyarakat tahun anggaran 2019 yang beranggotakan, Falasifah Ani Yuniarti, S.Kep, Ns, MAN, dan Nur Azizah Indriastuti, SKep, Ns, MKep. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa program studi Magister Keperawatan program peminatan Keperawatan Komunitas. “Implementasi kegiatan ini adalah dengan melaksanakan kelas ibu. Materi yang diberikan diantaranya tentang gizi ibu hamil, ASI dan MP ASI, gizi balita, serta imunisasi. Kegiatan ini berlangsung dari bulan Maret hingga bulan Juli 2019,” jelas Titih.
Masih dikatakan Titih, Ibu kader posyandu balita dan lansia serta ibu-ibu menjadi sasaran program DESA PELITA ini. Oleh karena itu ia mengajak kader serta ibu-ibu hamil atau yang memiliki anak balita untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. “Saya harap DESA PELITA dapat membantu masyarakat mencegah terjadinya stunting di kelurahan Cokrodiningratan,” ungkapnya.
Sementara itu Rizaluddin Akbar selaku Ketua panitia launching DESA PELITA mengemukakan, acara launching ini dikemas dengan melibatkan seluruh warga Kelurahan Cokrodiningratan terutama RW 09 seperti, anak-anak PAUD dan PKK dengan membagikan beberapa doorprize, agar warga antusias. “Pada kesempatan ini kami menyerahkan sebuah timbangan dengan pengukur berat badannya dari MKep UMY kepada posyandu balita dan lansia,” terangnya.
Turut hadir dalam Acara tersebut Narotama, S.STP, M.Si Lurah Cokrodiningratan, ia mengungkapkan sangat mendukung program ini. Ia mengaku adanya anak yang menderita stunting di kelurahan merupakan hal yang memalukan, karena itu ia berharap ini harus ditangani dengan sebaik-baiknya. “Saya berterimakasih dan mendukung program DESA PELITA ini. Di kelurahan kami memang masih ada beberapa anak yang menderita stunting, memang memalukan namun kita terus melakukan usaha untuk mengurangi hal tersebut. Salah satunya bekerja sama dengan MKep UMY. Kami harap stunting akan ditangani dengan sangat baik,” ungkapnya. (Pras)