Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar International Tropical Medicine Summer School (ITMSS) dan International Dentist Summer School (IDSS) dengan peserta dari berbagai negara. Para peserta akan belajar tentang masalah penyakit yang ada di daerah tropis seperti Indonesia.
Demikian disampaikan oleh Pinkky Vitalita Prasadhana, ketua penyelenggara ITMSS disela-sela acara Opening Ceremony dari program tersebut, pada Senin (01/07) di Ballroom Asri Medical Center (AMC) UMY. ITMSS yang sudah memasuki tahun ke-9 ini diikuti oleh 40 mahasiswa dari 18 negara seperti Ceko, Perancis, Belanda, Kanada, Jerman, Tunisia, Arab Saudi, Italia, Denmark, Malaysia, Slovenia, Ukraina, Brazil, Polandia, Findandia, Bosnia, Meksiko, dan Bulgaria. Sedangkan IDSS diikuti oleh 19 peserta dari 5 negara, seperti dari benua Asia, Afrika dan Eropa. International Summer School ini akan dimulai dari 1 Juli dan berakhir pada 18 Juli 2013.
Pinkky menjelaskan bahwa para peserta akan belajar tentang penyakit di daerah tropis seperti Tuberculosis (TBC) ,Malaria, dan Demam Berdarah. “Tidak hanya kegiatan yang bersifat edukasi, seperti kuliah, tutorial, skill lab dan sebagainya tentang penyakit di daerah tropis namun, peserta juga akan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat secara langsung sistem kesehatan di Indonesia,” jelasnya.
Disisi lain, Rifky Rahmawan wakil ketua panitia dari IDSS memaparkan bahwa Summer School tahun ini akan membahas penyakit gigi dan mulut di Indonesia. “Selain itu, para peserta juga akan dikenalkan dengan sistem pencegahan dan penanganan penyakit gigi dan mulut yang ada di Indonesia,” paparnya.
Selain itu, mereka juga akan dikenalkan teknik perawatan gigi di Indonesia. “Cara merawat gigi di setiap negara pasti berbeda, untuk itu kami akan mengenalkan teknik yang kami miliki, seperti bagaimana cara menambal gigi dan merawat gigi di sini dengan program bakti sosial dan pengobatan di desa-desa ,” imbuh Rifky.
Rifky menuturkan bahwa semua peserta juga akan dikenalkan tentang kebudayaan dan tempat-tempat wisata yang ada di Daerah Yogyakarta. “Tidak hanya belajar tentang penyakit di Indonesia saja, namun mereka juga akan belajar tentang kebudayaan Indonesia khususnya budaya-budaya di Yogyakarta dengan mengunjungi tempat-tempat wisata bersejarah di sini”, tuturnya.
Sementara itu, Hana salah satu perserta dari Bosnia mengungkapkan bahwa Ia sangat senang bisa mengikuti program ini karena ia akan mendapatkan pengalaman baru di Indonesia. “Ini merupakan pengalaman pertama saya datang ke Indonesia, dan Indonesia merupakan negara yang indah sekali. Tidak hanya belajar tentang penyakit tropis di daerah tropis secara langsung, tapi saya juga belajar banyak hal dari Indonesia dan para peserta lainnya,” ungkapnya.