5 mahasiswa dari Curtin University Australia melaksanakan program internship sejak Mei 2019. Program internship itu bernama New Colombo Plan yang merupakan bentuk kerjasama antara Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Curtin University untuk dapat mencapai tujuan menjadi International Reputable University pada 2020 mendatang. Tiga dari lima mahasiswa tersebut melakukan presentasi hasil dari pekerjaan mereka selama program internship berupa desain arsitektur tentang Tourism Concept yang terletak di dekat Bandara Yogyakarta International Airport, tepatnya Nampurejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Dalam presentasinya di Lantai 2 Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah ketiga mahasiswa yang terdiri dari Andrew Raymond Stok, Leslie Katherine Lopez Sagastegui, dan Spencer Louis Sturcke menjelaskan bahwa proyek yang mereka kerjakan adalah suatu rancangan modern. “Desain arsitektur ini memiliki tujuan agar dapat digunakan sebagai transit oleh turis asing maupun lokal. Di dalamnya ada beberapa fasilitas lengkap dengan suasana asri serta budaya yang melekat,” ujar Andrew.
Tempat Tourism Concept nantinya akan dikelilingi oleh pohon mahoni tinggi besar yang memang sudah ada di daerah Nampurejo sehingga menawarkan keasrian tempat tersebut. “Tourism Concept akan dikelilingi pohon mahoni, dan kemudian fasilitas di dalamnya ada tempat ibadah, ruang terbuka yang dapat digunakan sebagai tempat gathering, meeting, dan bisa juga pasar malam. Serta ada desain bangunan yang kental dengan budaya Yogyakarta dan Jepang,” jelas Andrew.
Tentu saja selama beberapa minggu melaksanakan program internship ada kesan yang mereka rasakan mengenai Indonesia khususnya selama mereka tinggal di Yogyakarta. Mereka diberikan penginapan di Unires UMY selama masa internship tersebut, dan salah satu dari mereka mengatakan senang dan nyaman tinggal di Yogyakarta.
“Saya senang bisa melaksanakan program ini di UMY, karena ini merupakan pengalaman yang berbeda untuk saya pribadi. Awalnya saya berpikir internship ini hanya memiliki satu program atau proyek saja, tapi ternyata kami harus melaksanakan beberapa. Tapi selama itu saya mendapatkan kesempatan untuk melihat banyak hal berbeda dan belajar banyak tentang budaya dan betapa bedanya kehidupan di sini dengan di Australia, karena kehidupan di Australia seperti hanya lurus-lurus saja,” imbuh Andrew.
Keramahan yang memang identik dimiliki oleh warga Indonesia juga menjadi poin yang disebutkan Andrew tentang nyamannya tinggal di Indonesia khususnya Yogyakarta. Selain itu ia juga memiliki harapan agar kerjasama ini dapat terus berlanjut.“Orang di Indonesia ramah-ramah seperti yang saya dapatkan di UMY. Semoga kerjasama antara kedua universitas bisa terus berlangsung, dan kedepannya dapat lebih baik lagi terutama mengenai organisme pelaksanaan program,” tutupnya.
Jika dihitung mereka masih memiliki dua minggu lagi sebelum pulang kembali ke Australia pada tanggal 2 Agustus mendatang. Di sisa waktu tersebut, mereka masih memiliki tugas yang diberikan oleh Executive Director of Cooperation and International Affairs UMY, Eko Priyo Purnomo, M.Res., Ph.D. “Terima kasih atas kerja kerasnya selama internship, kerja bagus. Setelah ini diharapkan kalian bisa menyelesaikan satu tugas lagi yaitu membuat desain bangunan renovasi yang ada di Universitas Ahmad Dahlan.” (Hbb)