Mahasiswa Farmasi UMY kembali mencetak pretasi dalam dua event berbeda dengan waktu hampir bersamaan. Komarudin dan Aiyun Astiyani berhasil meraih juara 3 Lomba Karya Ilmiah dalam even Nasional Medicine and Health Science Student Meeting (NEONSTING) 2016, pada Sabtu (30/4) hingga Minggu (1/5). Kemudian pada waktu yang hampir bersamaan pula, Komarudin, Aiyun dan Danang Aji Wiguna juga berhasil menyabet Juara 1 Olimpiade Farmasi Indonesia 2016, yang diselenggarakan sejak Jum’at (29/4) hingga Minggu (1/5).
Olimpiade Farmasi Indonesia (OLFARNESIA) 2016 sendiri diselenggarakan oleh Program Studi Farmasi UMY di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Olimpiade ini diikuti oleh 23 tim program studi Farmasi dari seluruh Indonesia, dengan tema ‘Farmakoterapi Sistem Saraf.’
Dalam olimpiade tersebut, Komarudin menjelaskan bahwa terdapat empat tahapan. Pada babak perempat final merupakan babak Patient Counceling, dan babak semifinal merupakan Interprofessional Education (IPE) yang terdiri dari BST (Bed Site Teaching) dan Tutorial, dan babak Final adalah Lomba Cerdas Cermat.
Komarudin mengatakan bahwa UMY menjadi juara 1 mengungguli tim dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dan Universitas Sanata Dharma (USD) yang berada pada posisi kedua dan ketiga. “Tim UMY unggul 260 poin, sedangkan tim UAD 120 poin dan tim USD 70 point. Kami belajar dengan memanfaatkan semua materi Perkuliahan Farmakoterapi Sistem Saraf,” ungkap Komarudin.
Sedangkan pada perlombaan Karya Tulis Ilmiah, Komarudin menerangkan bahwa lomba tersebut merupakan rangkaian dari National Medicine and Health Science Student Meeting (NEONSTING) 2016 yang diselenggarakan oleh BEM FKIK UMY sejak Sabtu (30/04) hingga Minggu (01/05). “Lomba ini diikuti oleh puluhan Mahasiswa Kesehatan yang terdiri atas program studi Pendidikan Dokter, Pendidikan Dokter Gigi, Farmasi, Keperawatan, Kebidanan, Akupuntur, Ilmu Gizi, dan Kesehatan Masyarakat,” tambah Komarudin.
Komarudin dan Aiyun Astiyani yang merupakan satu tim pada perlombaan Karya Tulis Ilmiah ini mengungkapkan bahwa mereka mengambil permasalahan penyakit menular dalam karya tulis mereka, berkaitan dengan tema lomba yakni ‘Penyakit Menular dan Tidak Menular’. Karya tulis mereka sendiri berjudul Jelly Candy : Inovasi Fixed Dose Combination (FDC) sebagai pengobatan Tuberculosis (TB) di Indonesia.
Komarudin menyebutkan bahwa penelitiannya menganalisa penyebab semakin meningkatnya penderita penyakit TB dan angka keberhasilan pengobatan yang semakin menurun. “Dari hasil analisis, ternyata kepatuhan pasien dalam minum obat kurang disebabkan oleh kebosanan dalam minum obat, serta jangka pengobatan yang sangat lama yaitu 6 bulan. Dari situ kami mencoba mencari solusi agar pasien tetap rajin minum obat,” terang Komarudin.
Ia mengungkapkan bahwa pada dasarnya, obat tuberkolosis saat ini harus diminum dalam sehari sekali dengan dua tablet. Padahal dahulu pasien harus meminum enam tablet. “Pemerintah sudah membuat program enam obat jadi dua obat yang dimana satu obat terdiri dari tiga obat yang disatukan, tetapi tetap saja itu tidak meningkatkan kepatuhan pasien TB. Akhirnya kami berfikir untuk membuat Jelly Candy yang menarik dan umum di pasaran,” tutur Komar.
Komar menambahkan bahwa mendapatkan ide mebuat Jelly Candy berawal dari saat ia sering makan di pecel lele. “Dalam pembuatan Jelly Candy dibutuhkan gelatin, sedangkan gelatin itu bisa dibuat dari tulang ikan dan ayam. Setelah mendapatkan ide tersebut saya lalu mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing yakni Dra. Salmah Orbaniyah, M.Kes., Apt dan juga ibu Nurul Maziyyah, M.Sc., Apt.,” tutup Komarudin.
Pada perlombaan Karya Tulis Ilmiah ini yang keluar menjadi juara 1 adalah Universitas Airlangga (Unair) dan juara 2 Universitas Diponegoro (Undip). (Deansa)