Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) yang tergabung dalam organisasi Muhammadiyah Medical Student Activities (MMSA) berencana menerbitkan majalah kesehatan dengan nama MMSA Magazine dengan edisi awal pada Desember mendatang. Penerbitan majalah ini bertujuan sebagai alternatif media penyuluhan kesehatan bagi masyarakat khususnya mahasiswa.
Demikian diungkapkan oleh pemimpin redaksi MMSA Magazine sekaligus mahasiswa Pendidikan Dokter FKIK UMY, Eva Nur Fadilla di kampus terpadu UMY, Jum’at (22/10)
Menurut Eva, penyuluhan kesehatan ini bertujuan untuk semakin meningkatkan kesadaran para mahasiswa tentang pentingnya menjaga kesehatan. Penyuluhan tersebut dikemas dalam beberapa rubrik, salah satunya adalah rubrik penelitian. “Dalam rubrik ini, akan dituliskan beberapa hasil penelitian yang mungkin belum diketahui oleh masyarakat awam selama ini, misalnya bahaya minum susu tinggi kalsium yang berlebihan. Konsumsi yang berlebihan pada susu ternyata juga bisa memicu osteoporosis,”urainya.
Eva menjelaskan, selama ini banyak penelitian luar negeri yang bagus namun disampaikan dalam bahasa inggris. Bahasa penghantar inilah yang kadang membuat para mahasiswa menjadi malas membaca. Oleh karena itu MMSA magazine juga bermaksud untuk mengalihbahasakan artikel penelitian tersebut ke dalam bahasa Indonesia. “Harapannya agar mahasiswa menjadi tertarik membaca dan kesadaran tentang kesehatan pun akan semakin tinggi,”imbuh mahasiswa angkatan 2008 ini.
Selain rubrik penelitian, ada juga rubrik yang cukup unik yakni kuliner sehat. Kuliner sehat ini berisikan tentang informasi mengenai kuliner khususnya di jogja juga disertai dengan informasi mengenai kandungan gizi makanan tersebut. Eva juga menambahkan ada juga rubrik profil yakni berisikan wawancara dengan dokter-dokter yang merupakan alumni FKIK UMY. ” Melalui wawancara ini diharapkan para alumni akan membagi ilmu dan pengalaman yang dimiliki,”imbuhnya.
Sedangkan untuk masalah orientasi pembaca, Eva mengungkapkan bahwa majalah ini akan dibuat serenyah mungkin karena sasaran pembaca adalah seluruh mahasiswa bukan hanya mahasiswa kedokteran saja. Menurut Eva sering sekali orang beranggapan kalau majalah kesehatan menggunakan bahasa kedokteran yang hanya dimengerti oleh mahasiswa kedokteran saja. Oleh karenanya MMSA Magazine berupaya menyederhanakan bahasa kedokteran tersebut. “Ini juga merupakan upaya untuk mengikis eksklusivitas antara fakultas kedokteran dengan yang lain,”ungkapnya.