Perkembangan kasus positif Covid-19 kian hari masih terus meningkat, baik jumlah kasus yang terjadi di dunia maupun di Indonesia. Yogyakarta yang merupakan kota pendidikan ini pun tak luput dari perseberan Covid-19. Terlebih lagi hingga hari Rabu 2 Desember kemarin, jumlah kasus positif di Yogyakarta sudah mencapai 6.195 orang, dengan jumlah kasus suspek Covid-19 berjumlah 16.292 orang. Karena itulah, sudah sepatutnya kita harus tetap siaga dan menjaga diri dari persebaran Covid-19 ini dengan selalu menerapkan protokol kesehatan, tak terkecuali bagi kalangan mahasiswa.
Mahasiswa sebagai salah satu unsur yang juga bisa masuk dalam klaster positif Covid-19 ini juga harus tetap siaga dan tidak mengabaikan protokol kesehatan. Apalagi jika mereka sedang berkumpul bersama teman-temannya sesama mahasiswa. dr. Iman Permana, M.Kes., Ph.D, Bagian Operasi Satuan Tugas Incident Command System (ICS) Mitigasi Covid-19 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengingatkan hal tersebut kepada mahasiswa pada Kamis (3/12). Hal itu ia sampaikan mengingat beberapa mahasiswa UMY yang dinyatakan terkonfirmasi positif karena riwayat kontak eratnya dengan pasien, keluarga atau temannya yang juga dinyatakan positif Covid-19.
“Berkaca pada salah satu kasus mahasiswa kami yang positif karena kontak erat dengan salah satu keluarganya. Masalahnya kemudian mahasiswa ini berhubungan dengan teman-temannya tidak saja di kampus tetapi juga di luar kampus. Berdasarkan penelusuran dan kesaksian yang kami lakukan, banyak kontak yang juga terjadi di kafe. Tentu saja kalau sudah berkumpul di kafe sambil makan dan minum tidak akan menggunakan masker, dan saya tidak yakin kalau mereka bisa jaga jarak. Tapi semoga saya salah. Hanya apapun itu menjadikan teman-teman yang positif ini menjadi target tracing. Harapannya sih mereka tetap negatif tapi siapa yang bisa menjamin? Dan yang harus dipahami oleh mahasiswa adalah bahwa urusan Covid ini tidak saja menjadi urusan mereka sendiri, karena mesti melibatkan orangtua dan juga kampus,” ungkap dr. Iman.
Selain itu, dr. Iman juga menyampaikan bahwa kejujuran dari mahasiswa apabila dirinya terkonfirmasi positif sangat penting. Mereka bisa melaporkan diri kepada IC Post Prodi yang sudah dibentuk oleh ICS UMY, agar tindakan yang tepat dan cepat bisa dilakukan. UMY juga telah menyediakan tempat isolasi di Unires utara untuk menampung civitas yang terkofirmasi positif maupun yang sedang menunggu swab.
“Tetapi yang perlu ditekankan juga adalah kejujuran akan gejala fisik yang mereka alami sebelum terdiagnosis Covid. Ada satu kasus dimana dia sudah sakit hampir 2 minggu tapi dia tidak terbuka karena takut akan menghambat studinya, karena dia harus mengikuti kegiatan offline di kampus, yang terjadi dia menjadi sumber penularan kepada yang lainnya. Dan itu adalah suatu contoh yang tidak baik.
Perlu ditekankan pada mahasiswa bahwa memang mereka punya kewajiban untuk belajar dan mengikuti pembelajran yang telah ditetapkan oleh pihak kampus. Tapi sekali lagi kesehatan dan kesejahteraan mereka lebih penting, karena juga akan melibatkan pihak lain. Sehingga, pihak pengelola akan sangat paham apabila mahasiswa menghadapi masalah terkait kesehatan. Dispensasi atau kemudahan akan dipertimbangkan untuk diberikan pada mereka yang terbukti membutuhkan,” papar dr. Iman lagi.
Untuk itulah, ICS dan para pimpinan UMY menurut dr. Iman mengharapkan kesadaran pada diri mahasiswa, bahwa kita saat ini masih hidup dengan Covid-19 dan tetap harus siaga dengannya. Hal ini kita lakukan bukan hanya untuk diri kita sendiri, namun juga untuk lingkungan sekitar kita. “Ikuti selalu anjuran pemerintah. Jaga jarak, sering mencuci tangan dan memakai masker yang sesuai dengan ajuran pemerintah. Selain itu jaga kondisi tubuh dengan tetap mengonsumsi makanan dan minuman bergizi, serta tetap beraktivitas fisik dengan aman,” tutupnya.