Wabah coronavirus (Covid-19) yang telah melanda Indonesia hampir selama sebulan ini telah membuat kepanikan di masyarakat sehingga membatasi ruang gerak dalam beraktifitas sehari hari. Selain itu, himbauan dari pemerintah untuk mengurangi mobilitas aktifitas masyarakat selama 2 minggu demi memutus rantai penyebaran Covid-19 membuat masyarakat harus bekerja, beraktifitas dan beribadah di rumah.
Namun ada sebagian orang yang tidak bisa beraktifitas di rumah karena harus menjadi garda terdepan penanganan Covid-19 yang semakin hari semakin bertambah kasusnya. Mereka adalah tenaga medis, aparat kepolisian dan relawan kemanusiaan yang turut membantu demi menangani wabah pandemi Covid-19 ini. Mereka melakukan hal ini bukan berarti pemerintah tidak mampu menangani kasus ini sendiri, tetapi sudah saatnya kita semua ambil bagian dengan bekerjasama saling membantu pemutusan rantai Covid-19 ini.
Hal ini juga yang membuat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ikut andil ambil bagian dalam pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus, mengingat kampus merupakan salah satu tempat paling mungkin tersebarnya Covid-19 karena banyak mahasiswa UMY maupun dosen yang memiliki riwayat perjalanan keluar negeri.
Sebanyak 30 mahasiswa dari berbagai organisasi mahasiswa UMY ikut menjadi Tim Mitigasi Covid-19, yang sudah bekerja sejak Sabtu (21/03) dengan tugas mengecek suhu tubuh kepada setiap tamu yang berkunjung ke UMY. Pengecekan suhu ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi dini setiap tamu jika keadaannya kurang baik, selanjutnya tamu akan ditanyai mengenai riwayat perjalanannya. Jika merupakan civitas akademika UMY akan dirujuk ke Klinik Lapangan Bintang, namun jika bukan merupakan civitas akademika UMY akan diminta untuk diperiksa lebih lanjut ke layanan kesehatan terdekat. Selain itu juga Tim Mitigasi Covid-19 bertugas memberikan logistic kepada civitas akademika UMY yang ditetapkan sebagai ODP (Orang Dalam Pemantauan) selama isolasi.
“Status ODP ini bukan karena mereka memiliki riwayat penyakit melainkan karena mereka memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri jadi otomatis kami lakukan isolasi agar makanan yang mereka konsumsi bergizi serta kami berikan tempat penginapan khusus. Sebanyak 8 orang mahasiwa yang kami tetapkan sebagai ODP dan 20 orang untuk dosen, namun untuk dosen langsung kami pulangkan ke rumah untuk melakukan karantina mandiri. Jika selama masa karantina keadaannya semakin memburuk mereka akan kami rujuk ke rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk UMY yaitu PKU Muhammadiyah Gamping dan Asri Medical Center (AMC),“ pungkas penanggung jawab relawan UMY Rozikan, S.E.I., M.S.I. ketika dihubungi oleh Tim Humas UMY Sabtu (28/03) di Kampus Muda Mendunia UMY.
Rozikan pun menyampaikan harapan UMY dengan dilakukannya pengecekan bersama relawan mahasiswa ini. Agar seluruh civitas akademika bisa kooperatif ketika dilakukan pengecekan, jujur mengenai riwayat sakit dan perjalannya, serta tidak banyak komplain. Selain itu, ketika ditemukan masalah kesehatan untuk mengikuti arahan Tim Mitigasi Covid-19 agar semua masalah bisa teratasi dengan baik. “Saat ini UMY juga sudah menerapkan pekuliahan secara online jadi kami himbau kepada mahasiswa tidak keluar rumah atau kost jika tidak untuk keperluan mendesak seperti membeli bahan pokok makanan. Untuk para tenaga pendidik sekarang sudah diterapkan sistem shift sehari masuk sehari libur untuk mengurangi kepadatan orang di lingkungan UMY,“ tambah Rozikan.
“Untuk mahasiswa yang ingin pulang ke kampung halaman kami harap memperhatikan Protokol Perjalanan Domestik yang sudah dikeluarkan UMY agar dapat sampai di rumah bertemu dengan keluarga dengan selamat dan tidak membawa virus kepada keluarga di rumah. Bagi yang memutuskan untuk tidak pulang kampung tetap di kost saja, jangan nongkrong dan keluar jika dalam keadaan mendesak saja,“ tutup Rozikan. (ads)