Berita

Mahasiswa Ikut Berperan Memajukan Peradaban Negara

_MG_4826

Dalam menjaga keselamatan masyarakat dan ketertiban lalu lintas, tidak selamanya menjadi peran langsung kepolisian. Pemimpin, masyarakat umum, bahkan juga kalangan mahasiswa atau pelajar, juga memiliki peran tersebut, khususnya ketertiban lalu lintas. Karena tertib lalu lintas itu menandakan bahwa peradaban di suatu negara itu maju.

Demikian diungkapkan oleh Direktur Pembinaan Masyarakat (Binmas) Kepolisian Daerah (Polda) DIY, Kombes Pol. Stephen M. Napiun, S. IK., SH., M.Hum dalam acara kuliah umum Masa Ta’aruf (Mataf) Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) “Tertib Lalu Lintas dan Bahaya Narkoba”. Acara ini diselenggarakan di gedung Sportorium UMY, Kampus Terpadu UMY, Selasa (03/9). Dalam acara ini juga dihadiri oleh pimpinan UMY, Kepala Biro, serta Dekan dari masing-masing fakultas di UMY.

Stephen menjelaskan bahwa seorang mahasiswa hendaknya bisa menjadi pendidik dan teladan bagi masyarakat. Terutama dalam memberikan pemahaman tentang keselamatan dan ketertiban. “Hal ini penting demi mewujudkan peradaban yang maju bagi negara kita sendiri. Mahasiswa, sebagai agen perubahan hendaknya juga dapat memberikan informasi dan pemahaman pada kalangan muda untuk menghindari obat-obatan terlarang, seperti narkoba, dan juga perbuatan buruk lainnya,” jelasnya.

Memberi pemahaman pada masyarakat juga ada rumusnya tersendiri. Menurut Stephen, cara yang baik adalah dengan menggunakan rumus yang digunakan oleh polisi. “Yaitu dengan rumus “witing tresno jalaran saka kulino”, atau dengan cara mendekati hati masyarakat. Memberikan informasi dan pemahaman pada mereka melalui hati, karena dengan begitu masyarakat akan lebih mudah menerima saran atau pun nasehat yang ingin kita sampaikan,” paparnya.

Selain itu, menurutnya, UMY yang memiliki slogan Unggul dan Islami serta mengedepankan Intelektual dan Moral, sangat sesuai dengan prinsip yang dipegang oleh kepolisian. Karena selain meningkatkan profesionalitas, polisi juga punya prinsip untuk meningkatkan nilai spiritual dalam diri setiap polisi. “Bukan UMY saja yang punya prinsip Unggul dan Islami, tapi kami pihak kepolisian juga punya prinsip Agamis dan Profesionalitas. Seperti mengadakan tadarus atau mengaji bersama ustadz, atau pun berdo’a bersama sebelum menangani suatu kasus,” tutur Stephen lagi.

Ia juga menghimbau pada seluruh mahasiswa UMY untuk lebih berhati-hati terhadap para pengedar narkotika. Apalagi para pengedar narkotika saat ini banyak yang mengintai mahasiswa dan pelajar. “Karena itu, mahasiswa harus lebih berhati-hati. Kalau ada yang memberi kalian permen atau obat sakit kepala, jangan mau. Karena bisa jadi, yang diberikan pada kalian itu adalah obat terlarang, yang bisa merusak diri kalian. Jika pemudanya rusak, mau dibawa kemana bangsa kita ini?” pungkasnya. (Syah)