Berita

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY Kembali Borong Penghargaan di Pinasthika 2017

Prestasi membanggkan kembali ditorehkan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IK UMY), melalui ajang Pinasthika Creative Festival XVIII. Dalam ajang tersebut mahasiswa IK UMY berhasil memborong penghargaan, yakni piala Gold dan piala Silver young director–iklan layanan masyarakat. Tidak hanya itu saja, mahasiswa IK juga mendapatkan kategori Bronze AdStudent, serta piala Bronze di sub kategori Bawana-Radio-Public Service Radio Ad. Seluruh mahasiswa IK UMY tersebut tergabung dalam komunitas Kelompok Belajar Bikin Iklan (KBBI) Otak Atik Otak (OAO)

Ajang Pinasthika Creative Festival XVIII ini diselenggarakan sejak bulan Oktober hingga Desember, dan diikuti oleh 666 peserta yang mempresentasikan berbagai macam karyanya. Sementara untuk pengumuman pemenangnya sendiri dilakukan pada Sabtu (16/12) yang lalu.

Riyadi Prabowo, mahasiswa Komunikasi konsentrasi Advertising UMY angkatan 2013 dalam ajang ini mendapatkan piala Gold kategori Young Film Director-Iklan Layanan Masyarakat, dengan membawakan karya yang berjudul “Pocongan”. Di kategori yang sama Rizki Putra Wicaksana, mahasiswa komunikasi UMY mendapatkan piala Silver dengan membawakan “Pesakitan”, serta piala Bronze dimenangkan oleh Terkoyak Asmara dari Akademi Desain Visi Yogyakarta (ADVI) dengan judul karya “Warisan Kebencian”.

Bowo menjelaskan bahwa karya “Pocongan” yang dibuatnya tersebut menceritakan tentang realita sepak bola. Menurutnya, realita sepak bola tersebut dapat mempererat atau malah justru dapat menjadi pemecah bangsa. “Panitia memberikan sebuah brief dengan tema sepak bola. Dalam hal ini, kita dituntut untuk merespon sepak bola sebagai pemersatu sekaligus pemecah bangsa. Jadi karya ini menceritakan ada supporter fanatik yang memang masih fanatik sampai dibawa ke alam lainnya,” jelasnya saat ditemui di Biro Humas UMY pada Kamis (21/12).

“Pesan yang disampaikan dalam karya ini tersampaikan lewat copy yang berbunyi, ‘Sampai kapan kita terus berkelahi dengan saudara satu negeri. Satukan semangat, Indonesia semakin hebat’. Intinya dari kalimat tersebut, kalau kita bersatu kita dapat membangun Indonesia dalam hal apapun,“lanjut Bowo.

Sementara itu, Ravelita Agesti dan Hani Rahmah Noviandri (IK UMY 2014) yang berhasil meraih piala Bronze pada kategori Adstudent, mengungkapkan bahwa keduanya merasa sangat bangga bisa mendapatkan penghargaan dalam kompetisi Pinasthika tersebut. Karena event tersebut memang merupakan ajang bergengsi Nasional yang di dalamnya tergabung para kreator yang ahli dalam bidang periklanan. “Alhamdulillah kami bisa berkontribusi dalam kompetisi Pinasthika dan meraih penghargaan kategori Adstudent. Pada proses mengikuti lomba tersebut tentunya ada beberapa persiapan seperti brainstorming ide, pematangan konsep, hingga melakukan produksi. Selain itu kami juga intens melakukan diskusi bersama para mentor yang banyak sekali memberika masukan sampai pada akhirnya membuahkan hasil terbaik dalam kompetesi ini,” papar Hani.

Hani menambahkan, partisipasi mereka dalam ajang kompetisi Pinasthika merupakan salah satu bentuk pengembangan diri dan mencoba melebarkan sayap pada kompetesi skala Nasional. “Faktor terpenting dari keikutsertaan kami yaitu bisa mengembangkan kemampuan dalam membuat design iklan. Kedepannya hal ini bisa menjadi kebermanfaatan dan menjadi acuan bagi kami untuk membuka peluang dalam mendapatkan pekerjaan pada bidang periklanan,” imbuhnya.

Tahun-tahun sebelumnya, Hani dan Ravelita juga telah mengikuti Pinasthika namun hanya sebatas mengikuti workshop dan mengikuti seminarnya. Hingga kemudian membuat keduanya termotivasi untuk mengikuti perlombaan Pinasthika, di samping karena banyaknya peserta lomba yang meraih penghargaan.

“Tema yang kami angkat dalam ajang tersebut adalah “Persatuan Supporter Sepak Bola Indoseia” yang direpresentasikan pada para supporter bola se-Indonesia. Pada dasarnya para terdahulu mendirikan persepakbolaan Indonesia untuk tercapainya satu kesatuan dari berbagai latar belakang. Akan tetapi seperti yang kita ketahui saat ini supporter bola sudah terpecah belah dengan adanya kubu-kubu dalam mendukung tim kebanggaanya. Untuk itu tema ini kami angkat sebagai salah satu media dan bentuk nyata untuk kembali mempersatukan para supporter bola menjadi satu kesatuan,” ungkap Hani lagi.

Kembali ditambahkan Hani, capaiannya dalam meraih prestasi merupakan awal perjuangan untuk tetap konsisten mengembangkan kemampuan, karena masih banyak kompetisi-kompetesi yang bisa diikuti. “Saya pribadi merasa bangga bisa membawa nama baik almamater khususnya Prodi Ilmu Komunikasi. Kedepannya kami akan terus berkarya dan kembali mengikuti lomba-lomba skala nasional maupun internasional sehingga kemampuan kami akan semakin terasah. Saya berharap khususnya kepada mahasiswa, bisa ikut berpartisipasi dalam berbagai kompetisi karena hal tersebut akan menambah pengalaman dan sebagai bekal dalam dunia kerja,” imbuhnya. (darel & sumali)