Berita

Mahasiswa Kedokteran Gigi UMY Ciptakan Kursi Gigi Portable Elektrik Praktis dan Modern

IMG20150523091344 (1)

Kemajuan teknologi yang semakin pesat, tidak selalu menjadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah, namun banyak juga permasalahan yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi. Hal inilah yang kemudian dirasakan oleh sekelompok mahasiswa Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang kemudian menciptakan alat baru untuk meningkatkan kemajuan teknologi dalam bidang kedokteran gigi namun, dengan harga yang terjagkau. Portable Electric Dental Unit (PEDU), adalah alat baru yang diciptakan oleh Resi Manua Yasa, Lutfi Putra Perdana, Ndaru Ajeng Pangesti, Memed Nurrohmad, dan Ari Rahayu Widianingrum. PEDU ini merupakan dental unit praktis dan modern, sehingga dapat mempermudah dokter gigi dalam melakukan tugasnya sebagai seorang dokter.

Menurut Resi Manua Yasa, saat diwawancara di Biro Humas UMY pada Senin (1/6), munculnya PEDU ini juga didorong dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan pesatnya perkembangan tekonologi di bidang kedokteran gigi, serta banyaknya produk-produk inovatif yang bisa diterapkan dalam bidang tersebut. “Tentu saja hal ini guna menunjang optimilisasi perawatan gigi dan mulut. Akan tetapi sarana dan prasana yang ada di daerah terpencil masih menjadi sebuah kendala dalam penerapan teknologi kedokteran modern ini. Tentu saja hal ini terkait dengan kebutuhan dokter gigi yang sarana dan prasarananya sangat mahal, “ tegas Resi selaku ketua tim.

Resi melanjutkan, dental unit ini merupakan seperangkat kursi beserta alat penunjang lainnya yang lazim digunakan dokter gigi saat ini. Mereka menciptakan alat tersebut juga untuk membantu dokter gigi yang tinggal di daerah terpencil. “Karena untuk peralatannya sendiri sebenarnya sudah sangat kompleks. Bahkan membutuhkan perawatan khusus dan tenaga listrik yang cukup banyak serta ditunjang dengan harga yang mahal. Hal ini yang kemudian membuat dokter gigi di daerah terpencil menjadi enggan untuk untuk memiliki dan menggunakan alat tersebut,“ lanjutnya.

Meskipun PEDU ini dibuat dengan cara sederhana namun, PEDU ini juga memiliki kelebihan lain yang tentunya tidak dipunyai oleh dental unit yang modern atau konvensional. “Adapun kelebihan yang dimiliki oleh PEDU ini antara lain, alat ini sangat praktis karena kursi ini dapat dilipat, rechargeable (batrai bisa diisi ulang atau di charger), lampu dilengkapi dengan sensor inframerah, harga terjangkau, terdapat fitur tlendenburg, yakni digunakan untuk posisi emergency pasien yang mengalami sinkop atau shock secara otomatis dengan menekankan tombol emergency. Keunggulan lainnya adalah PEDU ini juga dilengkapi dengan tombol-tombol yang digunakan untuk menaik-turunkan kursi sesuai dengan yang diinginkan dokter gigi dalam melakukan perawatan kepada pasiennya,” imbuh Resi lagi.

Ndaru Ajeng Pangesti juga menambahkan, PEDU tersebut dibuat senyaman mungkin, agar pasien merasa nyaman ketika mendapatkan pemeriksaan dengan menggunakan PEDU. “Untuk memberikan keselamatan bagi pasien, PEDU ini menggunakan bahan dasar kerangka besi yang kuat yang tentunya bisa memberikan kenyamanan. PEDU ini juga dilengkapi dengan roda, piranti elektronik, serta jok yang nyaman, sehingga pasien akan merasa nyaman ketika dilakukan perawatan gigi dan mulut, “ paparnya.

Selain dengan keunggulan secara fisik, PEDU ini juga memiliki manfaat secara sosial. “PEDU ini dapat digunakan dalam kegiatan sosial, sebab alat ini mudah dibawa kemanapun dan kapanpun. Tentunya dengan segala kemudahan yang diberikan tersebut dapat mempermudah dokter gigi dalam melakukan perawatan kesehatan gigi. Secara tidak langsung, maka pelayanan kesehatan dapat terselenggara secara optimal. Demi keselamatan pasien dan juga dokter tentunya dalam perancangannya Portable Dental Unit ini disesuaikan dengan standar yang berlaku,“ terang Ajeng.

Mereka pun berharap alat ini dapat mempermudah dan menjadi solusi yang konkrit sebagai peralatan penunjang perawatan kesehatan gigi di daerah tertinggal, perbatasan, dan daerah kepualauan yang memiliki kendala dengan sumber listrik. “Dengan berbagai kendala yang muncul saya harap PEDU ini dapat membantu bagi para dokter gigi, “ tutup Ajeng. (Icha)