Setiap menjelang pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) selalu memberikan pembekalan kepada mahasiswa sebelum terjun ke lapangan guna melakukan pemberdayaan kepada masyarakat. Tak terkecuali, program/skema KKN Internasional Arab Saudi.
Berbeda dari pembekalan KKN di skema lainnya, pembekalan untuk skema KKN Internasional Arab Saudi digelar khusus oleh LPM UMY berdasarkan hasil evaluasi dan masukan yang diberikan oleh mitra UMY. Untuk meningkatkan kualitas dan kesiapan mahasiswa dalam menjalankan pemberdayaan di tanah Arab, terutama dalam hal kesiapan secara fisik, mental, pengetahuan serta keterampilan mahasiswa.
“Karena tidak bisa dipungkiri bahwa setiap individu punya kelemahan dan kemampuan masing-masing yang tidak bisa disamaratakan antara batch 1,2 3, dan 4. Tetapi dengan keterbatasan, kami mencoba untuk meminimalisir berbagai potensi kesalahan di dalam proses kegiatan KKN dengan adanya pembekalan khusus ini,” kata Dr. Aris Slamet Widodo, S.P., M.Sc., Kepala divisi pengabdian kepada masyarakat LPM UMY kepada Humas UMY, Selasa (12/11).
Pembekalan yang berlangsung di Hotel Griya Persada Kaliurang, Yogyakarta, selama dua hari pada sabtu-minggu (9-10/11) lalu ini diikuti oleh 51 mahasiswa yang terdiri dari dua batch, yaitu batch 5 dan batch 6. Dalam kegiatan itu, mahasiswa dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan utama terkait teknik fasilitasi, pemberdayaan masyarakat, perencanaan program yang efektif serta keterampilan mengajar.
“Hal ini sangat relevan, mengingat banyak mahasiswa yang ditempatkan di sekolah-sekolah Indonesia di Jeddah, Riyadh, dan Mekkah, bukan berasal dari Fakultas Pendidikan dan belum memiliki pengalaman mengajar. Oleh karena itu, LPM UMY bekerja sama dengan Fakultas Pendidikan Bahasa untuk meningkatkan keterampilan mengajar mahasiswa, agar mereka dapat memberikan kontribusi maksimal di sekolah-sekolah tersebut,” ujarnya.
Selain itu, mahasiswa juga diberi pembekalan psikologi tentang pengelolaan stres, cara menghadapi tekanan dan pentingnya dukungan antar tim oleh Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY. Hal ini dianggap penting, mengingat mahasiswa akan berada jauh dari Indonesia dan menghadapi lingkungan serta tekanan yang berbeda.
Pada kesempatan tersebut, mahasiswa juga dibekali pengetahuan mengenai budaya dan sosiokultural Arab Saudi yang disampaikan langsung oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Riyadh, Prof. Dr. Muhammadi Irfan Helmy, Lc., M.A melalui sesi Zoom. Ia memberikan gambaran umum mengenai masyarakat Arab Saudi, yang sangat penting agar mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan baik selama menjalankan program pemberdayaan di sana.
Sebagaimana KKN Arab Saudi UMY sebelumnya, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah umrah sebanyak dua kali, sehingga dalam kegiatan pembekalan ini, mahasiswa juga dibekali dengan pelatihan manasik umrah. Mereka mempelajari tata cara mengenakan kain ihram, gerakan ibadah umrah, serta bacaan-bacaannya.
Batch 1 dijadwalkan akan berangkat pada 29 Desember 2024 dan kembali ke Indonesia pada 2 Februari 2025, disusul oleh batch 6 yang akan berangkat pada akhir akhir Januari dan kembali di awal Maret 2025. KKN Arab Saudi ini masih dilaksanakan di 5 lokasi yaitu di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Riyadh, Kantor urusan haji dan umrah, Sekolah Indonesia Jeddah, Sekolah Indonesia Mekkah, dan Sekolah Indonesia Riyadh.
“Hal ini dilakukan agar ada kesempatan untuk serah terima pekerjaan antara batch 5 dan batch 6,” ungkap Aris.
Melalui pembekalan khusus ini, Aris berpesan agar mahasiswa yang berangkat dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk berkembang, baik secara pribadi maupun profesional.
“Kami berharap mahasiswa lebih siap, lebih fleksibel, kreatif, dan inovatif dalam mempersiapkan dan melaksanakan program yang akan dijalankan di Arab Saudi,” tutupnya. (Mut)