Keberanian, ketekunan dan kemampuan berbahasa inggris yang baik menjadi modal awal bagi Ahmad Sahal Mahfudz mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PBI-UMY) untuk menjadi salah satu dari 5 mahasiswa terpilih asal Indonesia, untuk menjadi peserta Undergraduate Exchange Programe ke Amerika selama satu semester (Desember 2013 s/d Juni 2014). Adapun beasiswa tersebut berasal dari pemerintah Amerika melalui menteri pendidikannya.
Pada awalnya Ahmad hanya mendengar informasi beasiswa ini dari dosennya, lantas Ahmad memberanikan diri untuk mendaftar dan mengikuti rangkaian seleksi yang cukup ketat, serta bersaing dengan para pendaftar dari seluruh Indonesia hingga terpilih 5 orang mahasiswa Indonesia yang berkesempatan untuk kuliah di beberapa kampus di Amerika selama satu semester.
Menurut Ahmad, dirinya hanya bermodalkan keberanian, dan dukungan dari dosen serta teman-temannya untuk mengikuti program ini. Selain itu, usaha pantang menyerah untuk mengikuti seleksi yang cukup ketat. “Saya hanya nekat awalnya untuk mendaftar. Dosen dan teman saya juga ikut memberi dukungan dan bantuan dalam menyiapkan berkas seleksi, seperti makalah dan motivation letter. Setelah itu usaha pantang menyerah saya lakukan agar saya bisa lolos dari seleksi yang cukup ketat,” ujar mahasiswa angkatan 2011 ini.
Di Amerika, Ahmad mengikuti perkuliahan di University of Missouri kota Missouri, Columbia berdasarkan keputusan dari Pemerintah Amerika. Sedangkan untuk tempat tinggal selama masa perkuliahan, dirinya tinggal di Defoe Graham Hall sebagai asrama mahasiswa di universitas tersebut.
Selain itu, pengalamannya belajar di Amerika juga memberikan ilmu dan wawasan yang sangat berharga kepadanya, dirinya menyadari bahwa mengenal lingkungan internasional sangat penting. Karena dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dari teman-teman dari berbagai negara. Saat di sana, ia juga menyempatkan diri untuk bekunjung ke kota-kota di Amerika seperti Distric of Columbia (DC), Chicago dan Newyork.
Di Amerika, Ahmad juga mengungkapkan, bahwa hal yang paling berbeda antara kampus yang berada di Indonesia dengan kampus yang ada Amerika adalah pada fasilitas teknologi dan kebutuhan penunjang akademik, teman-teman dari latar berlakang negara yang berbeda, serta metode belajar yang sangat disiplin. “Ketika saya belajar disana, hal yang paling berbeda saya rasakan adalah dari segi fasilitasnya, teknologinya, juga penunjang akademik. Teman-teman juga berasal dari banyak negara, selain itu, di sana metode belajarnya sangat disiplin, terutama saat mereka mengikuti aktifitas akademik di lingkungan kampus,” ujarnya. (Shidqi)