Sebagai seorang mahasiswa, tidak hanya perlu kemampuan intelektual tetapi juga soft skill. Salah satunya jiwa kewirausahaan. Kewirausahaan tidak semata-mata menjadi seorang wirausaha. Tetapi yang paling penting setiap mahasiswa memiliki jiwa kewirausahaan untuk mendukung kemampuan intelektualnya.
Demikian disampaikan Kepala Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Sri Handari W, SE., M.Si dalam rangkaian kegiatan ‘Bridging 11 Program’ di Kampus Terpadu UMY Kamis (15/9). Kegiatan tersebut diikuti oleh mahasiswa baru Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi UMY.
Lebih lanjut Sri Handari menegaskan jiwa kewirausahaan tersebut misalnya kemandirian, kreatifitas, sikap daya juang atau pantang menyerah. Hal tersebut perlu diajarkan dari awal agar mereka lebih siap. “Bekal kewirausahaan sebenarnya tidak semata-mata diberikan bekal bagaimana cara berwirausaha. Tetapi yang paling penting adalah menanamkan jiwa kewirausahaan bagi setiap mahasiswa. Agar nantinya mereka lebih siap bersaing di dunia kerja. Meskipun menjadi karyawan tetapi memiliki jiwa kewirausahaan akan menjadikannya lebih kuat dan pantang menyerah mengha”tegasnya.
Selain itu kegiatan tersebut juga bertujuan untuk membekali para mahasiswa baru agar lebih siap dalam menghadapi perkuliahan. “Mahasiswa baru tersebut baru saja mengalami masa peralihan dari masa sekolah ke kuliah. Ada perbedaan ketika sekolah dan kuliah. Ketika memasuki perkuliahan yaitu sebagai mahasiswa. Mereka dituntut untuk lebih mandiri.”tuturnya.
Melalui kegiatan ini nantinya para mahasiswa baru akan memperoleh banyak manfaat. Mulai dari inspirasi bisnis, prospek kerja lulusan manajemen, bagaimana belajar efektif, menulis dan juga berkomunikasi.
Sri Handari juga memaparkan Bridging Prodi Manajemen ini dilakukan selama empat hari sejak Rabu hingga Sabtu (14-17/9) nanti. “Berbagai kegiatan diberikan bagi mereka mulai dari penjelasan kegiatan akademik agar mereka tidak terkejut dengan kegiatan-kegiatan perkuliahan di kampus. Kemudian mentoring. Serta pengembangan soft skill seperti kerja sama tim atauteam work, pengembangan karakter atau character building salah satunya melalui pemberian motivasi berwirausaha dengan menghadirkan pemilik Tela Krezz,”ujarnya.
Sementara itu Pemilik sekaligus Pendiri Tela Krezz, Firmansyah Budi Prasetyo mengungkapkan bahwa menjadi pengusaha tidak semata-mata untuk mencari uang. “Tetapi juga harus memiliki tujuan atau visi dan misi dalam berwirausaha”, jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut Firmansyah menceritakan pengalamannya ketika memulai usahanya ketika mengembangkan inovasi yang dilakukannya yaitu menjual tela. “Banyak kegagalan yang saya lalui. Tetapi tidak menyerah, terus mencoba dan menjadikan kegagalan sebagai pelajaran selanjutnya.”ungkapnya.
Firmansyah juga berpesan bahwa dalam memulai usaha selain memiliki semangat pantang menyerah juga harus berani mencoba hal-hal baru dan terus berkreatifitas. “Rumusnya untuk jadi pengusaha yaitu ‘diantemi’. Diamati, rajin mengamati tren yang berkembang di masyarakat. Ditiru maksudnya dengan meniru usaha-usaha yang menjadi tren tersebut. Dimodifikasi yaitu setelah meniru usaha tersebut lalu dimodifikasi sehingga menjadi sebuah tren baru di kalangan masyarakat. Dengan begitu usaha yang dijalankan akan mampu bertahan dan akan memiliki khas tersediri di mata konsumen,”tegasnya.