Program Pendidikan Profesi Ners (PSPN) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menempatkan tujuh mahasiswa profesi NERS stase keperawatan Komunitas di SMK Muhammadiyah Bambanglipuro. Ketujuh mahasiswa tersebut adalah Nur Sa’adah, Dyah Ayu Amborowati, Muhamad Rifki Ardi Wiratama, Angga Bagus Widya Saputra, Titis Wijayanti, Denok El Epsi Khoirunisa, dan Dwi Puji Putranti. Mereka mengelola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) selama enam minggu sejak tanggal 13 Maret hingga 22 April 2017.
Dalam rangka bentuk peran aktif perawat sebagai pendidik, mahasiswa program profesi NERS UMY mengadakan pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro bekerja sama dengan Puskesmas Bambanglipuro Bantul. Pelatihan ini dilaksanakan pada Jumat (7/4) dan (21/4) yang diikuti oleh seluruh siswa kelas X dalam kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Siswa terlihat sangat antusisas mengikuti pelatihan mulai dari penjelasan awal sampai praktik pertolongan pertama pada korban.
“Pelatihan P3K sangat menarik dan sangat bermanfaat bagi saya karena sebelumnya belum pernah mendapat pelatihan P3K. Selain untuk menambah, ketika menemukan kecelakaan kita juga bisa menolong dan membantu sebelum datangnya petugas kesehatan, dan dapat membantu jika ada yang kecelakaan kerja saat praktik di sekolah” ujar Danang siswa kelas X TKR SMK Muhammadiyah Bambanglipuro.
Muhammad Rifki Ardi Wiratama sebagai salah satu mahasiswa profesi NERS berharap siswa semakin paham dalam penanganan kecelakaan. “Dengan bekal pelatihan ini diharapakan pemahaman maupun keterampilan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro dapat lebih baik dalam menangani kecelakaan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari,”ungkapnya.
Sementara itu dosen pendamping ketujuh mahasiswa PSPN di SMK Muhammadiyah Bambanglipuro, Dinasti Pudang Binoriang, Ns., M.Kep.,Sp.Kep.Kom menyatakan program ini baru pertama kali untuk mahasiswa profesi NERS praktik stase keperawatan komunitas di lingkungan sekolah, setelah tahun-tahun sebelumnya hanya ditempatkan di lingkungan masyarakat berdasarkan wilayah kerja puskesmas. “Dengan praktik di sekolah diharapkan mahasiswa bisa menggali permasalahan kesehatan yang sering ditemukan di sekolah dan segala problematika masa remaja. Secara teori remaja termasuk kedalam kelompok vulnereable (rentan) sehingga dengan hadirnya mahasiswa profesi NERS di sekolah dapat membantu untuk mengidentifikasi dan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh remaja,” jelasnya.
Pelatihan P3K ini merupakan program awal keterlibatan siswa dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Harapannya setelah dilakukannya pelatihan P3K, diharapkan bisa terbentuk tim Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah tersebut. Dengan terbentuknya PMR maka peran aktif siswa dalam menunjang pencegahan dan pengelolaan kesehatan di sekolah tersebut bisa tercapai. (bagas)