Berita

Mahasiswa S3 UMY Teliti Peran Vital Guru Atasi Kesulitan Belajar Siswa

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting pada setiap bangsa. Melalui pendidikan yang benar diharapkan melahirkan orang – orang yang bisa membangun serta memajukan setiap peradaban. Tetapi, tidak semua siswa dapat menjalani proses belajar dengan baik dengan berbagai alasan. Untuk itu, guru memiliki peran yang sangat vital dalam perkembangan peserta didik.

Dalam disertasi yang ditulis oleh Mohammad Fatah yang berjudul “Peran Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di SMK Muhammadiyah I Kota Tegal” membahas tentang faktor – faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan memahami pelajaran dan juga peran guru untuk membantu menyelesaikan masalah seperti itu. “Kurikulum pendidikan dari waktu ke waktu selalu berubah. Hal ini yang menuntut murid untuk faham dengan metode belajar yang terus berganti. Atas dasar itu, guru harus lebih banyak belajar dan mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi maupun metode belajar,” ujarnya saat melakukan sidang terbuka doktor Psikologi Pendidikan Islam pada, Jumat (21/12) di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Setelah melakukan penelitian di SMK Muhammadiyah 1 Kota Tegal, Fatah mengetahui bahwa lingkungan dapat memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap siswa. “Kesulitan belajar yang bersifat komunikal tidak dapat dijelaskan dengan mencari faktor – faktor individual dalam diri siswa. Artinya faktor eksternal yaitu faktor sosial lebih layak untuk digali guna menjelaskan kesulitan belajar yang terjadi. Faktor sosial meliputi lingkungan yang ada di sekolah termasuk siswa, guru, dan lingkungan sekolah,” imbuhnya.

Setelah melakukan penelitian dalam beberapa waktu, ia menyimpulkan bahwa peran guru dalam mengatasi masalah kesulitan belajar adalah meningkatkan minat belajar siswa, selalu memberikan motivasi, menasihati dan mengawasi siswa apabila melakukan kesalahan, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan tentunya menjadi teladan bagi anak didiknya.

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar. Tujuannya, agar guru bisa mencptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. “Menjadi guru haruslah cerdas dan bisa berimprovisasi ketika mengajar. Supaya pesan yang disampaikan efektif dan tidak susah dipahami oleh siswa,” pungkasnya.

Dengan demikian, Mohammad Fatah menjadi lulusan ke-62 Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam dan doktor ke-82 yang diluluskan oleh Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.(ak)