Mahasiswa Kelas Internasional Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY), Masyithoh Annisa Ramadhani terpilih mewakili Indonesia mengikuti “Japan Study Program” yang diadakan Kementrian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Pengetahuan dan Technology (MEXT) Pemerintah Jepang, 7 hingga 19 Maret mendatang.
Menurut Kepala Biro Kerjasama UMY, Indira Prabasari Ph.D saat ditemui di Kampus Terpadu UMY Jumat (2/3), Japan Study Program diikuti lebih dari 200 mahasiswa dari 42 negara yang akan mempelejari perkembangan teknologi dan manajemen bencana alam yang dimiliki oleh Jepang. Indonesia mengirimkan 10 perwakilan dalam program ini. Selain mewakili Yogyakarta, UMY menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) se-Indonesia yang ditunjuk mengikuti program tersebut.
Indira menjelaskan, Masyithoh dipilih karena memiliki pengalaman dalam menangani bencana alam di Indonesia. Ia terlibat langsung dalam beberapa LSM tanggap bencana meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta akhir 2010 lalu. “Dengan pengalaman tersebut, Ia akan lebih cepat dalam mempelajari dan membandingkan manajemen bencana yang dilakukan pemerintah Jepang dan Indonesia. Selain tentunya kemampuan Bahasa Inggris dan komunikasi verbal yang ia miliki”, tegas Indira.
Jepang dikenal sangat unggul dalam hal teknologi dan manajemen penanggulangan bencana alam yang memang kerap terjadi di negara tersebut. Intensitas terjadinya bencana yang tinggi di Jepang membuat negara ini sangat proaktif dalam menghadapi gunung meletus, gempa bumi, tsunami maupun bencana alam lain. “Menjadi kesempatan yang sangat berharga bagi Masyithoh dapat memperoleh potret manajemen bencana negara berteknologi mumpuni seperti Jepang,” terang Indira.
Selama di Jepang, Masyithoh dan para peserta program akan secara langsung melihat secara langsung situasi pasca kebocoran PLTN Fukushima. Demikian pula mengunjungi beberapa daerah lain seperti Miyagi dan Iwate. Di sana, para peserta akan dapat melihat demikian sigapnya pemerintah Jepang dalam upaya pemulihan pasca bencana. Selain itu, akan ada sejumlah seminar yang diadakan terkait manajemen pemulihan dan rekonstruksi pasca bencana di beberapa universitas di Jepang.
Indira mengharapkan, keberangkatan Masyithoh ke Jepang akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi proses penanganan bencana alam nantinya di Indonesia. Setidaknya di UMY, Ia diharapkan dapat memberi sumbangan pengalaman dan transfer ilmu bagi UMY yang memang cukup fokus dalam penanganan bencana. “Apalagi UMY punya Pusat Studi Lingkungan dan Bencana yang cukup aktif dalam pemulihan pasca meletusnya Merapi” ungkapnya.
Senada dengan Indira, Rektor UMY Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc mengharapkan Masyithoh tidak hanya memperoleh ilmu dan pengalaman selama di Jepang, Ia juga diharapkan menjadi duta terbaik tidak hanya bagi UMY namun juga bagi Muhammadiyah secara umum. “UMY patut bangga dapat mengirimkan satu-satunya wakil Muhammadiyah dan Yogyakarta di antara 200 peserta sedunia di negara yang berkembang sangat pesat seperti Jepang. Sebuah tugas berat bagi Masyithoh,” pungkasnya. 9fariz)