Berita

Mahasiswa UMY Cegah Korosi Pada Bangunan Dengan Energi Terbarukan

Konstruksi dari infrastruktur masih menggunakan beton bertulang sebagai salah satu komponen yang krusial, seperti pada gedung atau jembatan. Tulangan pada beton seringkali menggunakan besi yang lambat laun berpotensi untuk mengalami korosi, sehingga perlu adanya metode yang dapat mengurangi laju korosi yang dialami baja tulangan pada beton. Bermodalkan panel surya, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan inovasi dengan memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber arus listrik untuk melindungi tulangan pada beton.

Inovasi ini diikutkan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan atas kebaruan yang diusung berhasil mendapatkan dana hibah dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Anisa Zulkarnain, mahasiswa Teknik Sipil UMY yang menjadi ketua tim penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan panel surya sebagai alternatif sumber tenaga listrik dapat mencegah baja tulangan melepaskan elektron sebagai perlindungan dari korosi menjadi lebih efektif karena tidak perlu mengubah jenis arus listrik.

“Metode perlindungan struktur pada beton bertulang yang bernama Impressed Current Cathodic Protection atau proteksi katodik arus terpasang ini umumnya menggunakan listrik dari PLN sebagai sumber tenaga. Namun, kami mencoba mencari alternatif lain dengan menggunakan panel surya. Selain sebagai energi terbarukan, penggunaan panel surya juga terjamin ketersediaaannya karena energi yang dihasilkan berasal dari cahaya matahari yang tidak akan pernah habis,” ujar Anisa saat dihubungi pada Sabtu (24/8).

Penelitian yang dilakukan oleh Anisa dan timnya juga menitikberatkan pada pengimplementasian dari Sustainable Development Goals (SDGs), dimana sesuai dengan salah satu tujuannya yaitu pemanfaatan energi terbarukan yang berasal dari proses alam serta memiliki dampak berkelanjutan. Menggunakan energi terbarukan pada infrastruktur juga akan membantu membangun infrastruktur yang tangguh sekaligus mengkampanyekan industrialisasi yang berkelanjutan berdasarkan perkembangan inovasi.

Cara kerja dari proteksi katodik arus terpasang adalah dengan menerapkan sejumlah kecil arus listrik dari luar yang sudah ditentukan secara searah melalui beton. Proses ini dapat menjadikan struktur logam menjadi katodik, sehingga dapat mengendalikan korosi pada struktur logam dengan menurunkan potensi penghantaran elektrolit yang menjadi penyebab dari korosi. Anisa mengungkapkan bahwa penelitian ini menggunakan material yang terbuat dari jaring titanium untuk dihubungkan pada tulangan beton, karena ketahanan korosi yang tinggi serta konduktivitas listrik yang baik.

“Kami melakukan empat proses utama dalam penelitian ini, yaitu pembuatan benda uji beton bertulang, kemudian pemasangan sistem ICCP pada benda uji. Setelahnya kami hubungkan dengan panel surya dan seluruh komponennya, hingga proses pemantauan untuk pengambilan data. Ini kami lakukan sejak bulan Mei, dan saat ini sudah mencapai sekitar 90% dari keseluruhan proses yang harus dilakukan,” imbuhnya.

Karena relatif baru dan belum umum untuk diterapkan, Anisa berharap agar penelitian ini dapat terus diuji kelayakannya agar dapat bertahan hingga puluhan tahun. Mengingat inovasi ini juga dapat digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan metode pencegahan dan perlindungan korosi pada beton bertulang dengan menggunakan panel surya. (ID)