Berita

Mahasiswa UMY Ciptakan Timer Televisi dilengkapi Sensor Gerak Manusia

Banyak kasus orang tua tertidur di depan televisi tanpa mematikan televisi mereka. Jika hal ini terjadi terus menerus maka yang terjadi adalah pemborosan listrik. Meskipun pada televisi ada fasilitas timer otomatis namun tidak setiap orang mengetahui fasilitas tersebut.

Terdorong seringkali melihat kakek neneknya yang sering tertidur saat menonton televisi, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satya Pujiantono membuat alat timer atau pewaktu dengan menggunakan sensor yang mampu mendeteksi gerakan manusia. “Sehingga ketika tidak ada gerakan manusia televisi akan mati dengan sendirinya,”jelasnya ketika ditemui di Kampus Terpadu UMY Selasa (6/9).

Menurut penuturannya timer atau pewaktu biasanya menjadi salah satu fasilitas yang ada pada televisi. Pewaktu tersebut berfungsi untuk memudahkan kita untuk mengatur berapa lama televisi akan dimatikan sesuai waktu yang kita inginkan. “Misalnya kita menonton televisi kemudian kita kadang tertidur. Pada saat tertidur itulah kita tidak sempat mematikan televisi. Jika kita menggunakan fasilitas pewaktu kemudian mengatur misalnya 60 menit lagi televisi tersebut akan mati. Namun tidak setiap orang menggunakan fasilitas tersebut bahkan bisa jadi tidak mengetahui bahwa ada fasilitas tersebut,”tambahnya.

Oleh karena itu Satya kemudian merancang system timer atau pewaktu yang menggunakan sensor Pyroelectric Infra Red (PIR) yang mampu mendeteksi gerakan manusia. “Ketika sensor tersebut tidak menangkap gerakan manusia maka televisi akan mati otomatis. Karena pada dasarnya alat ini dirancang agar mampu mendeteksi ada dan tidaknya gerakan orang di depan televisi. Kemudian alat ini juga mampu mendeteksi nyala dan tidaknya televisi. “ujarnya.

Cara kerja alat tersebut alat dinyalakan kemudian diarahkan di depan televisi hingga menangkap sinyal infra merah dari televisi. Setelah itu alat diatur dengan menginput data televisi dari sensorLight Dependent Resistor (LDR). “Alat akan membaca status dari sensor LDR apakah televisi sedang menyala atau tidak. Jika tidak maka program akan membaca sensor PIR yang menangkap adanya pergerakan orang atau tidak. Jika tidak program akan mengirimkan data infra merah yang tersimpan ke LED infra merah di televisi untuk mematikan televisi.”ungkapnya.

Alat tersebut mampu menangkap sensor dalam jarak satu, dua hingga tiga meter pada sudut sekitar 45 derajat.”Tetapi jarak yang paling efektif adalah jarak dua meter,”katanya.

Terkait dengan alat tersebut, Satya menambahkan timer televisi yang dirancangnya tersebut menggunakan baterai untuk mendukung kinerja. “Alat ini menggunakan baterai yang bisa di chargeatau isi ulang. Jika daya baterai akan habis, data yang ditampilkan di layar aat ini akan nampak berkedip-kedip. Sehingga kita bisa mengetahui alat tersebut masih memiliki daya atau tidak,”ujarnya.

Ia berharap melalui alat tersebut nantinya akan mampu membantu para orang tua yang sering ketiduran ketika sedang menonton televisi. “Setidaknya ketika mereka ketiduran televisi akan segera mati secara otomatis. Sehingga bisa membantu upaya untuk menghemat listrik,”tegasnya.