Empat mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berlaga dalam ajang internasional “Thailand Film Destination Festival 2014” yang digelar oleh The Thailand Film Office, Departemen Pariwisata Thailand, di Bangkok, 19-30 April lalu.
Empat mahasiswa tersebut antara lain, Saptiaji, Said Nurhidayat, Ahmada Siladandhy, dan Dwi Susanti. Terbagi menjadi dua tim dengan masing-masing beranggotakan dua personil, para mahasiswa angkatan 2009 tersebut berpartisipasi pada kategori pelajar dan mahasiswa, dan menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam event tersebut.
Saptiaji menuturkan, lomba yang baru dua kali digelar tersebut mengambil tema “The Amazing Thailand Film Chalange” yang menuntut ia dan rekannya harus mampu menunjukkan keindahan destinasi wisata di Thailand dalam sebuah video singkat berdurasi 7 menit.”Empat orang itu jadi 2 kelompok dengan mengangkat cerita yang berbeda.
Ada dua kategori peserta, professional dan mahasiswa. Aku sama Said angkat tentang Muay Thai. Sedangkan Dandi dan Dwi tentang musisi yang berkunjung di Sungai Mekong,” kata Saptiaji di Biro Humas dan Protokol UMY, Jum’at (9/5).
Saptiaji mengaku keikutsertaannya dalam ajang itu berawal dari keisengan dan ingin mengikuti jejak Said Nurhidayat dan Dwi Susanti yang pernah mengikuti lomba tersebut tahun sebelumnya. Tak disangka ide cerita yang ia dan rekannya kirim dapat diterima, dan diundang melakukan produksi di Negeri Gajah Putih untuk bersaing dengan ratusan peserta lainnya dari berbagai Negara di dunia.
“Tahun lalu Said dan Dwi ikut. Awalnya iseng, kali aja rejeki. Alhamdulillah keterima. Dari Indonesia cuma dua tim dari UMY. Pesertanya banyak, ada dari Amerika, Inggris, Korea, Jepang,” sambung mahasiswa yang mengambil konsentrasi Broadcasting itu.
Sementara itu Ahmada Siladandhy mengaku, tak kecewa meski tak menyabet gelar juara dalam event tersebut, karena ia merasa banyak pengalaman berharga yang ia dapatkan setelah mengikuti ajang itu. Selain itu ia merasa pikirannya menjadi lebih terbuka dan mendapatkan banyak pelajaran tentang film setelah berdiskusi dengan film makers professional yang ia temui di sana.