Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi bagian dari delegasi Indonesia dalam dalam Indonesia-Phillipines Youth Cultural Exchange Program 2011 di Ateneo de Manila University, Filipina pada pertengahan Juni silam. Progran tersebut diadakan oleh ASEAN Youth Friendship Network (AYFN) yang bekerjasama dengan Ateneo Student Exchange Council (ASEC).
Tercatat empat mahasiswa jurusan Hubungan Internasional UMY, yaitu Andi Amitya Resty Dwiyanti, Aprilia Restuning Tunggal, Janitra Yaneswari Tanjungputri, Ramadhany Rahmi, dan satu mahasiswa jurusan Teknik Sipil, Rama Rizana mengikuti program program pertukaran budaya Indonesia-Filipina tersebut.
Menurut salah satu peserta, Rama Rizana mengungkapkan apabila sebagai agent of social change, peran pemuda masih akan terus eksis dalam memberikan sumbangsihnya kepada Negara dan masyarakat karena pemuda juga yang akan menjadi pemimpin masa depan. Dalam membekali pemuda inilah, beragam kegiatan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan karakter diri, salah satunya dengan program pertukaran budaya bagi para mahasiswa.
“Program ini memberikan kesempatan bagi pemuda Indonesia untuk mampu bergaul di dunia internasional sehingga pemuda akan lebih terbuka dengan pergaulan internasional yang begitu luas karena kami bisa saling bertukar pikiran dan kebudayaan. Pada akhirnya, pemuda diharapkan mampu menciptakan komunitas internasional masa depan yang kokoh,” ujar Rama di Kampus Terpadu UMY, Jumat (1/7).
Mengikuti program tersebut, delegasi UMY dan peserta dari universitas lain mendapatkan pengenalan untuk mempelajari dan mempraktekkan bahasa Filipina dalam berkomunikasi dengan peserta dari Filipina. Hal sebaliknya juga dilakukan saat mengenalkan bahasa, lagu, dan tarian tradisional Indonesia sehingga diharapkan akan terciptanya rasa saling menghargai dan menghormati budaya dua Negara. “Mahasiswa Indonesia juga diberikan kesempatan untuk mempelajari tarian tradisional dan musik Filipina dalam suatu pertunjukkan. Program ini tentunya menjadi ajang komunikasi internasional bagi pemahaman yang lebih baik bagi pemuda di kedua Negara,” papar Rama.
Grup diskusi dilakukan untuk membahas beberapa isu internasional seperti budaya, pariwisata, politik, keamanan, ekonomi, dan hubungan bilateral Indonesia-Filipina. Dalam mengikuti kegiatan ini, peserta dibagi menjadi lima kelompok untuk membahas isu sesuai dengan minat mereka. “Berbagai ide kegiatan bagi pemuda kedua negara dirancang untuk mengatasi beragam persoalan yang muncul dalam beberapa isu tersebut,” terang Rama.
Delegasi Indonesia juga melakukan tatap muka dan diskusi dengan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh-Republik Indonesia (LBBP-RI) Manila, Yohanes Kristianto Soeryo Legowo, serta beberapa pejabat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila. Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar RI menegaskan jika dalam melakukan diplomasi di Filipina, para pemuda dalam program pertuakran budaya menjadi duta dari Indonesia yang bertugas mempromosikan budaya serta menjalin hubungan baik antar masyarakat kedua Negara.