Berita

Mahasiswa UMY Inisiasi Sistem Pengolahan Sampah di Lingkungan Kampus

Semenjak penutupan secara permanen Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, isu pengelolaan sampah di Yogyakarta semakin menguat dan menimbulkan bermacam reaksi di kalangan masyarakat. Seiring dengan sistem penanganan yang diserahkan kepada setiap Kabupaten/Kota, muncul pula inisiasi pengelolaan sampah secara efektif dan menyasar mulai dari lingkup terkecil. Seperti yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai gerakan untuk menjadikan sampah memiliki nilai guna melalui pengelolaan yang tepat sasaran.

Komunitas ini bernama Terakota, dan pada Selasa (13/8) bekerjasama dengan kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tergabung dalam skema ‘Kampus Sehat’ untuk mensosialisasikan pengelolaan sampah di lingkungan universitas. Ahmad Adam selaku ketua Terakota mengatakan bahwa dengan adanya Terakota yang memang lingkup dan sasaran kegiatannya adalah seluruh civitas academica UMY dapat membantu mencapai visi UMY sebagai kampus sehat yang bebas emisi.

“Pembentukan Terakota murni merupakan inisiatif kami dari kalangan mahasiswa, dan alhamdulillah mendapatkan dukungan dari pihak universitas, khususnya melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). Saya pribadi melihat sistem pemilahan sampah antara organik dan anorganik di lingkungan UMY sudah sangat baik, hanya perlu penguatan dalam pengolahannya. Ini menjadi tantangan tersendiri karena pengolahan sampah, khususnya sampah anorganik memerlukan sistem yang berbeda, agar tidak berakhir di tempat pembuangan,” ujar Adam.

Inisiasi dari Terakota dan KKN Kampus Sehat ini disambut baik oleh Prof. Dr. Nano Prawoto, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Lapangan. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini sudah selaras dengan kinerja UMY, yang ingin menjadikan pengelolaan sampah di lingkungan universitas dapat terintegrasi, sehingga terbentuk sistem yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Nano yang juga merupakan Wakil Rektor UMY bidang Sumber Daya Manusia menyebutkan bahwa saat ini UMY telah memiliki tempat pengolahan sampah organik, dan akan mulai melakukan pengolahan dengan melibatkan tenaga ahli terkait. Ia pun mengapresiasi kepedulian mahasiswa yang terwakilkan oleh komunitas Terakota.

Sosialisasi kepada civitas academica khususnya para pegawai UMY menjadi salah satu program kerja dari komunitas Terakota, yang selama ini memang lebih banyak melakukan pengolahan sampah organik. Ini mendorong adanya sinergi dalam mengatur sirkulasi sampah di lingkungan universitas sehingga dapat dikumpulkan di satu tempat, untuk kemudian diolah berdasarkan jenisnya. Kerja sama dengan mahasiswa KKN skema Kampus Sehat ini juga dapat memperkuat penerapan sistem pengolahan dari kedua jenis sampah dimana menurut Adam sampah anorganik menjadi sasaran utama dengan penyediaan bank sampah hingga program sedekah sampah.

“Baik bank sampah maupun sedekah sampah menjadi program utama kami dalam mengelola sampah anorganik. Sementara penguraian sampah organik dilakukan dengan budidaya maggot serta diolah menjadi pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan, sehingga memiliki nilai guna. Kerja sama kami dengan pihak universitas menjadi langkah awal dari keberlanjutan pengolahan sampah, mengingat UMY pun memiliki program bernama Kampus Sehat Senyaman Taman. Ke depannya, kami akan mencoba untuk melakukan pengolahan sampah di lingkungan masyarakat dan telah dimulai di wilayah Kasihan, Bantul,” imbuhnya. (ID)