Berita

Mahasiswa UMY Jadi Delegasi Youth Capacity-Building Training dan Model APEC di Taiwan

Mahasiswa International Program of Law and Sharia (IPOLS) Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terpilih menjadi delegasi Indonesia dalam ajang Youth Capacity-Building Training dan Model APEC di Taiwan 6-7 Juli 2023 lalu. Kegiatan ini merupakan agenda yang diusung oleh Kementerian Pendidikan (MOE) Taiwan yang bertujuan untuk membantu generasi muda memahami kegiatan operasional APEC, dan berbagai isu yang menjadi perhatian bersama di kawasan Asia-Pasifik sambil meningkatkan wawasan global.

Adalah Muhammad Hanan Alfarizi (22), mahasiswa yang dipilih langsung oleh TEC (Taiwan Education Center) UMY untuk mengikuti agenda tersebut. Hanan, sapaan akrabnya bercerita bahwa ia dipilih oleh TEC dengan melewati berbagai pertimbangan diantaranya adalah kemampuan berbahasa Inggris dan kemampuan public speaking.

Ia juga mengungkapkan bahwa orangtuanya sejak dulu telah menanamkan untuk selalu berani mengambil kesempatan yang datang kepadanya. Menurutnya kesempatan sebesar ini hanya datang satu kali.

“Kesempatan emas yang mahal sekali, ajang mengembangkan minat bakat dan potensi yang saya miliki. Kalau saya diberikan kesempatan oleh kampus untuk mengikuti kegiatan ini saya akan mengambilnya karena kemungkinan kita tidak akan mendapatkan kesempatan yang sama di lain waktu,” tuturnya saat dihubungi pada Minggu (16/7).

Lebih lanjut, Hanan bercerita bahwa dalam agenda tersebut, ia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan tentang cara bernegosiasi, berdiplomasi, dan mencari solusi dari permasalahan-permasalahan global terkini, terutama pada bidang pengembangan sumber daya manusia dan ekonomi.

“Kami juga mendapat kesempatan merasakan model APEC, biasanya yang paling banyak diikuti mahasiswa itu model sidang PBB (Persatuan Bangsa-bangsa),” ujar Hanan.

Dalam agenda besar yang diadakan selama dua hari tersebut terdapat beberapa acara. Pada hari pertama, peserta diperkenalkan terkait APEC dan program kerja APEC, kemudian di hari kedua merupakan agenda sidang APEC. Dimana masing-masing negara anggota APEC akan menyampaikan permasalahan-permasalah yang dihadapi sekaligus menawarkan solusi.

“Permasalahan yang diangkat oleh masing-masing negara berbeda-beda, solusi yang ditawarkan pun berbeda-beda dan akan ada negara yang mensponsori jika menyetujui solusi tersebut,” imbuh Hanan.

Indonesia sendiri mengangkat persoalan tentang kesejahteraan para atlet pasca pensiun. Dimana, permasalahan yang banyak dialami adalah mereka tidak lagi mempunyai pendapatan setelah pensiun.

“Sehingga delegasi Indonesia menawarkan sebuah solusi untuk memberikan seminar/pelatihan dan platform yang akan menunjang para atlet pensiunan tersebut untuk bertransisi dari dunia atlet ke dunia entrepreneur,” jelasnya.

Di akhir wawancara, Hanan mengungkapkan bahwa pengalaman tersebut sangat berkesan, karena bisa membantunya mendapatkan wawasan dan pengalaman baru serta cara menyelesaikan masalah dari berbagai perspektif. (Mut)