Berita

Mahasiswa UMY Juarai Kompetisi NEC di UNHAS

Sebutan sebagai Negara swasembada pangan dulu sempat disematkan pada Indonesia. Julukan ini semakin memudar seiring menurunnya produksi pertanian karena rendahnya minat masyarakat pada sektor ini. Hal tersebut membuktikan bahwasannya pemerintah masih melakukan impor beras dari Vietnam dan Thailand. Padahal, Indonesia sangat berpotensi dalam pengolahan sumber daya pangan, jika dilihat dari banyak dan luasnya lahan-lahan pertanian yang ada di Indonesia.

Mengatasi permasalahan tersebut, 2 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yaitu Cahya Adijana Nugraha dari jurusan Teknik Elektro angkatan 2012, dan Mukhlis Kurnia Aji Teknik Elektro angkatan 2013, membuat program Sistem Mila (Sistem Terasering Minapadi Berlapis) Pada Ruang Tertutup Sebagai Solusi Berkurangnya Petani dan Jumlah Lahan di Pulau Jawa.

Program Sistem Mila inilah yang kemudian berhasil mengantarkan Cahya dan Mukhlis sebagai pemenang dalam lomba National Essay Competition (NEC) 2015. Kompetisi ini merupakan sebuah ajang perlombaan penulisan essay tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agronomi Universitas Hasanudin Makassar (UNHAS), yang telah diselenggarakan sejak tanggal 26 hingga 28 Mei 2015. Adapun tema perlombaan yang diangkat kali ini adalah Regenerasi Tani untuk Sumberdaya Pangan Tahun 2017.

Cahya selaku ketua kelompok, saat diwawancara pada Sabtu (6/6) menjelaskan, Sistem Mila ini menganut sistem terasering. Sistem terasering berwujud seperti tangga yang berundak-undak. Sistem ini diterapkan umumnya untuk mengurangi erosi oleh air irigasi. Pada Sistem Mila, terasering digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan ruang dan juga untuk estetika. “Sistem ini menggabungkan penanaman padi dan penebaran ikan di lahan yang sama. Untuk menerapkan pola mina padi, maka jenis ikan yang paling banyak dipelihara, ditanam dalam hal ini adalah ikan mas. Ikan ini ditebarkan ke lahan persawahan setelah 4 hari penanaman padi. Untuk pemeliharaan yang bagus, maka kita menebarkan ikan dengan ukuran yang sama,” ucapnya.

Diharapkan melalui program yang telah dibuat tersebut, dapat mengatasi sempitnya lahan dan berkurangnya jumlah petani, dan tidak lagi menjadi sebuah persoalan pelik. “Sistem Mila ingin membantu memecahkan permasalahan tersebut, agar juga bisa turut membantu meningkatkan industri pertanian di Indonesia. Karena Indonesia sebenarnya memiliki sumber daya manusia yang sangat mampu untuk mewujudkan Sistem Mila ini,” tambahnya.

Dalam perlombaan tersebut, mereka berhasil mengalahkan 3 Universitas Negeri lainnya. “Alhamdulillah kami berhasil mengalahkan universitas negeri lainya, dibawah kami sebagai juara 2 yaitu Universitas Airlangga, juara 3 ITB, dan harapan 1 yaitu Unhas, dan penghargaan yang kami dapatkan diserahkan secara langsung oleh Menteri Pertanian Dr. Ir. Amran Sulaiman MP, yang turut hadir dalam penutupan perlombaan tersebut,” ucap Mukhlis.

Mukhlis menambahkan, tahapan perlombaan itu sendiri awalnya yaitu dengan pengumpulan proposal, sebanyak 40 proposal pendaftar dari berbagai universitas di Indonesia, dan setelah itu, dipilih 15 proposal terbaik yang kemudiann di presentasikan. “Pada awalnya kami hampir tidak percaya dapat lolos hingga tahapan presentasi dan bahkan keluar sebagai pemenang, ini semua berkat dari kerja keras kami berdua dan bimbingan dari para dosen, kami dapat mendapatkan hasil yang terbaik,” ujarnya. (adam)