Berita

Mahasiswa UMY Raih Medali Emas di PIMNAS ke 28

IMG_0058

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mendapatkan penghargaan yang membanggakan di PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional) ke 28 yang telah diselenggarakan di Universitas Halu Oleo, Kendari sejak tanggal 5-10 Oktober lalu. Peraihan medali emas tersebut di dapatkan oleh kelompok PKM-M (Pengabdian Masyarakat) dengan judul Gadis Qur’an “Sanggar Dismenore dengan Relaksasi Murrotal Qur’an dalam Rangka Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Remaja Desa Tlogo.

Seperti diungkapkan Zerlinda Ghassani, salah satu anggota PKM Gadis Qur’an ketika ditemui di BHP pada Kamis (15/10) menjelaskan, peraihan medali emas yang timnya dapatkan tersebut merupakan peraihan kategori presentasi. “Untuk PIMNAS kali ini terdapat 2 kategori perlombaan yang dinilai, yaitu dari kategori presentasi dan poster. Alhamdulillah kami berhasil meraih medali emas untuk kategori presentasi dengan mengalahkan ratusan peserta lainnya yang terdiri dari berbagai universitas yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

Ditambahkan Zerlinda, perjuangan dan proses untuk meraih medali emas bagi timnya sangatlah panjang, mulai dari persiapan fisik dan juga mental dalam mempersiapkan ajang kompetisi nasional tersebut. “Berbagai persiapan dan proses panjang telah kami lalui untuk mempersiapkan kompetisi ini, mulai dari latihan presentasi yang rutin kami lakukan setiap harinya, dan juga latihan fisik,” tambahnya.

Helena mengungkapkan, tujuan dari dibentuknya sanggar tersebut  ialah untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri, khususnya di Desa Tlogo, mengenai kesehatan reproduksi wanita. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan remaja putri dalam penanganan dismenore saat menstruasi. “Tujuan terbentuknya sanggar dismenore selain sebagai edukasi, yaitu untuk alternatif terapi penanganan non farmakologi bagi perempuan penderita dismenore yang mengalami ketidaknyamanan ketika sedang mengalami menstruasi, dengan metode murrottal Qur’an,” ungkapnya.

Program PKM yang beranggotakan Hafidha Fatma Sari,  Zerlinda Ghassani, Helena Widyastuti, Indri Lestari, dan Inggrid Selviana tersebut memilih metode murrottal Qur’an sebagai salah satu media penanganan dismenore yaitu karena murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan tartil) dapat memberi ketenangan jiwa bagi pendengarnya. Selain itu, lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, dan suara manusia merupakan instrument penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. ”Suara dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorphin alami, meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Sehingga kami menggunakan metode murrottal Qur’an sebagai salah satu medianya,” tuturnya. (Adam)