Berita

Mahasiswa UMY Sabet 3 Penghargaan Dalam Ajisaka Competion 2014

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali berjaya dalam perlombaan tingkat nasional. Kali ini prestasi tersebut diwakili oleh empat mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (IK-FISIPOl) UMY. Keempat mahasiswa tersebut berhasil menyabet tiga penghargaan dalam even nasional Ajisaka Competion 2014 yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak 7 Juni hingga 20 September 2014 yang lalu.

Even tahunan yang diselenggarakan UGM dan dikhususkan bagi mahasiswa di tingkat nasional ini mengangkat tema “Authenticity” dan Memilah Sampah. Ada empat kategori dalam perlombaan ini, yakni Kresna (Kreasi Insan Sinema), Sadewa (Sayembara Dewa Pariwara), Prahasta (Pertarungan Humas Nusantara), dan Arjuna (Ajang Citra Berjuta Warna). Muhammad Odik (IK 2010), Fahmi (IK 2010), Deni (IK 2013), dan Raffi (IK 2013) mendapat penghargaan dan juara dalam kategori Sadewa atau iklan.

Muhammad Odik mengatakan, ada tiga iklan yang mereka buat yakni untuk iklan televisi, iklan radio dan digital campaign. Ketiga iklan tersebut berhasil menjadi juara di masing-masing kelompok. “Pada kategori iklan televisi dan iklan radio, kami meraih juara kedua. Sementara pada kategori iklan digital atau digital campaign, kami berhasil menjadi juara pertama,” ungkapnya, saat dihubungi pada Rabu (1/10).

Odik juga mengatakan, dirinya serta tiga temannya yang menjuarai perlombaan ini juga merupakan anggota komunitas dari OAO, yakni kelompok belajar antar kampus yang khusus mempelajari dunia iklan dan perfilman. “Tahun lalu, kami juga pernah ikut Ajisaka, tapi hanya ikut pada kategori iklan televisi. Saat itu kami berhasil meraih juara 1 dan 2,” imbuhnya.

Sementara itu, Erwan Sudiwijaya, S.Sos., MBA, selaku dosen IK UMY dan pembimbing keempat mahasiswa tersebut memaparkan mengenai konsep yang dibawa mahasiswanya dalam ajang Ajisaka tersebut. Menurutnya, untuk kategori Digital Campaign, konsep yang dibawa oleh Deni dan Raffi adalah tabungan sampah untuk backpacker. “Mereka membuat aplikasi agar orang bisa menabung sampah di bank sampah. Cara kerjanya, setiap kali seseorang menabung sampah seberat 1 kg akan dihargai 3 ribu rupiah. Hasil dari tabungannya itu bisa digunakan untuk traveling atau backpacker,” paparnya.

Kemudian konsep untuk iklan radio, lanjut Erwan lagi, lebih mengedapankan penyampaian pesan mengenai pemilahan sampah yang masih bisa digunakan lagi. “Pesannya, pilah sampah agar bermanfaat bagi lingkungan. Sasaran iklan ini pada anak muda yang berusia 21 hingga 25 tahun dan pekerja kantoran. Karena sampah yang ada di ruang kerja biasanya masih ada yang bisa dimanfaatkan lagi untuk di daur ulang untuk bahan kerajinan atau lainnya,” imbuhnya.

Sedangkan untuk Iklan Televisi mengangkat pentingnya memisahkan antara sampah organik dan non organik. “Konsep iklannya dengan menampilkan kehidupan rumah tangga. Diceritakan dalam iklan itu, sang suami yang berprofesi sebagai tentara berpesan pada istrinya bahwa dia akan berjuang untuk masa depan keluarganya. Setibanya di luar rumah, sang suami ternyata memisahkan sampah organik dan non organik. Pesan yang ingin disampaikan dalam iklan tersebut adalah bahayanya mencampur antara sampah organik dan non organik, karena hal itu bisa menimbulkan penyakit bagi penghuni rumah,”jelasnya.

Erwan juga mengatakan, konsep iklan televisi dan radio yang menyabet juara kedua tersebuut merupakan hasil karya Muhammad Odik dan Fahmi.