Mapala UMY secara khusus mengunjungi Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY, Rabu (7/9) di kantor KONI DIY. Kunjungan ini berupa audiensi yang dimaksudkan untuk meminta dukungan dan petuah dari Ketua KONI DIY terkait rencana Mapala UMY yang akan melaksanakan Ekspedisi Kilimanjaro.
Kilimanjaro (Mt. Klimanjaro) adalah puncak tertinggi di benua Afrika. Memiliki tinggi 5895 mdpl, Kilimanjaro terletak di Tanzania, Afrika Timur dan termasuk dari 7 summits puncak tertinggi di 7 benua di dunia. Sebelumnya, Mapala UMY telah menaklukkan dua dari 7 summits, yaitu Puncak Carstensz Pyramid di Papua pada 1997 dan Mt. Elbrus di Rusia pada tahun 2014.
Ketua KONI DIY, Gusti Bandoro Pangeran Hario (GBPH) Prabukusumo secara langsung menyambut rombongan mapala UMY. Rombongan ditemani oleh Sugito, S.IP, M. Si, Ketua Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY. GBPH Prabukusumo mengapresiasi langkah UMY yang ingin mengadakan Ekspedisi Kilimanjaro. “Saya kira ini langkah bagus setelah kemarin Ekspedisi Elbrus tahun 2014. Mapala UMY sudah berpengalaman untuk masalah seperti ini. Ini sangat baik untuk melatih kedisiplinan,” tuturnya.
Sementara itu Ketua Mapala UMY, Vian Jamaludin Amin menyatakan Ekspedisi Kilimanjaro ini juga merupakan lanjutan dari Ekspedisi Elbrus dua tahun lalu. Hal ini termasuk dalam program 7 Summit yang dicanangkan Mapala UMY. “Kita telah berhasil mencapai puncak tertinggi Oseania dan Eropa, selanjutnya kita rencanakan untuk bisa mencapai puncak tertinggi Afrika yaitu di Kilimanjaro. Semoga pengalaman ekspedisi ke Carstenzs dan Elbrus berguna untuk ekspedisi Kilimanjaro,”paparnya.
Dia menambahkan bahwa serangkaian kegiatan Ekspedisi Kilimanjaro telah dilaksanakan sejak Agustus 2016 hingga Juli 2017. “Serangkaian kegiatan telah kami mulai sejak Agustus 2016 termasuk audiensi kepada KONI DIY ini. Pendakian akan kami lakukan pada 20 Maret 2017 berangkat dari Indonesia dan akan kembali pada 6 April 2017, sedangkan rangkaiannya berakhir di bulan Juli 2017,”tambahnya.
Dalam Ekspedisi Kilimanjaro kali ini, Mapala UMY juga kembali mencoba memecahkan rekor MURI untuk pemakaian batik di puncak tertinggi. “Setelah sebelumnya batik sukses dipakai di puncak tertinggi benua Eropa, Kini akan kembali dipakai di puncak tertinggi benua Afrika. Misi ini juga menjadi salah satu tanggung jawab kita sebagai pemuda-pemudi bangsa unutk menjaga dan mempromosikan batik sebagai warisan budaya dan identitas bangsa,” tutup Vian. (bagas)