Berita

Masa Pandemi, Film Dokumenter Tidak Boleh Mati

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar webinar tentang film dokumenter bertajuk Documentary Film Production in Pandemic Situation, Senin (13/7). Webinar yang dimoderatori Fajar Junaedi ini menjadi oase di tengah lesunya produksi film di masa pandemi.

“Di saat pandemi, produksi film dokumenter harus terus dilakukan dengan merekam berbagai hal yang ada di sekitar kita,” terang Dandhy Dwi Laksono. Dandhy yang aktif memproduksi film dokumenter melalui Watch Doc, mengajak para peserta untuk kritis dengan kondisi yang ada dan merekamnya menjadi film dokumenter. “Gunakan apapun alat perekam yang ada, termasuk handphone dan kamera laptop,” jelasnya.

Pembicara lain, Yuda Kurniawan, dari Rekam Doc menyebutkan bahwa selama pandemi produksi film dokumenter tidak boleh mati. “Ada banyak fenomena yang terjadi di sekitar kita yang bisa direkam dan dijadikan film dokumenter,” terangnya. Alumni Ilmu Komunikasi UMY peraih Piala Citra untuk film dokumenter Panjang tahun 2019 ini menambahkan bahwa dalam produksi film dokumenter, sebaiknya film maker memiliki kedekatan. “Merekam apa yang ada di sekitar kita di masa pandemi bisa menjadi sesuatu yang berharga di masa depan,” terangnya.

Webinar yang menjadi rangkaian kegiatan tahunan Parade Dokumenter ini diikuti delapan puluh peserta dari berbagai kota, seperti Medan, Banda Aceh, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Pangandaran, Yogyakarta, Magelang, Ponorogo, Sumbawa, Luwuk dan Buton. Kepala laboratorium Ilmu Komunikasi UMY, Budi Dwi Arifianto, mengharapkan agar dengan kegiatan webinar ini mahasiswa terpacu untuk memproduksi film dokumenter tentang pandemi Covid-19.