Menjadi Jurnalis di Era digital tidak hanya menjadi ungkapan secara harfiah tetapi harus diterapkan dengan tanggung jawab yang disertai fakta dan kebenaran. Pasalnya Era digital seperti sekarang ini, memunculkan media baru dengan segala bentuk yang sifatnya fleksibel dan mudah dimodifikasi. Oleh karena itu, masyarakat sebagai penerima yang mengalami “kebanjiran informasi” harus pintar-pintar menyerapnya dan bijak dalam menyikapinya.
Pesan tersebut disampaikan oleh Imanuel Sadnowo, Kepala Deputi NET Biro Yogyakarta yang hadir sebagai pembicara dalam acara Seminar Jurnalistik bertajuk “Profesi Jurnalis di Era Digital” yang diadakan oleh Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UMY di Ruang Sidang Amphiteater Gedung Pascasarjana UMY lantai 4, Senin (7/11).
Menurut Imanuel, Media sekarang lebih memberikan ruang untuk berkomunikasi dua arah dengan masyarakat. “Tidak seperti jaman dulu yang hanya berkomunikasi satu arah, Media sekarang ini bisa berbicara dua arah kepada masyarakat. Masyarakat juga berhak bereaksi atas konten yang ditayangkan atau disajikan oleh media,”ungkapnya.
Media mempunyai tanggung jawab yang besar kepada masyarakat. Di situ terletak peran krusial media sebagai penyambung informasi kepada masyarakat. “Kekuatan media bisa menggiring opini atau pendapat publik. Dari situlah media harus mempertanggungjawabkan isinya dan berperan sebagai penyedia informasi,”tambahnya.
Oleh karena itu, masyarakat dituntut mempunyai rasa “memiliki” terhadap media. “Kami berharap 10 tahun lagi saja, masyarakat Indonesia punya rasa “memiliki” kepada media. Bahwa media menjadi tempat memperoleh informasi yang benar. Bahwa mereka juga berhak menanggapi konten yang disajikan oleh media. Bahwa mereka juga berhak mengawasi konten yang ditayangkan. Bukan menjadi komunikasi satu arah seperti media jaman dulu ataupun media yang dikuasai elit saja,”kritiknya.
Dalam Seminar Jurnalistik ini , mahasiswa KPI UMY juga diajak untuk praktek menjadi seorang reporter berita. Mereka diajari langsung oleh Hanifa Putri selaku Reporter NET Yogya. Hanifa Putri secara khusus berpesan bahwa untuk menjadi seorang reporter harus berani dan tidak ragu mencoba hal yang baru. “Jadi reporter itu harus berani dan multitasking. Karena di setiap liputan akan menghadapi kondisi yang berbeda-beda,”tuturnya.
Hanifa menambahkan, untuk menghadapi era digital seperti jaman sekarang, masyarakat dituntut bersikap seperti jurnalis. “Maksudnya setiap orang harus menyaring informasi seperti jurnalis. Hal ini untuk menghindari dari kebanjiran informasi,”tambahnya.
Pekerjaan Jurnalis, menurutnya akan tetap ada seiring perkembangan jaman. Karena dibutuhkan orang yang menyaring informasi dan menyajikannya kepada masyarakat secara independen. “Jurnalis harus independen dan berperan krusial dalam menyajikan informasi yang akurat. Di tengah-tengah lalu lalang informasi yang bebas, Jurnalis harus bekerja semata-mata untuk kepentingan masyarakat,”ujarnya.
Hal senada juga dilontarkan Ari Dwi, selaku Video Jurnalis NET Yogyakarta. “Jurnalis harus membingkai berita secara berimbang, menggambarkan kejadian secara jujur menggunakan hati nurani. Jurnalis harus bisa merekonstruksi suatu kejadian tanpa menambah atau mengurangi fakta yang ada,”imbuhnya. (bagas)