Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Ilmu Pemerintahan UMY hadiri undangan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) dengan agenda pembahasan perubahan sistem formal dan inovasi bantuan kemanusiaan. Pertemuan yang digagas oleh badan PBB Office For The Coordinator of Humanitarian Affairs (OCHA) tersebut berlangsung tanggal 12 – 13 Desember 2013 di New York.
Wakil Ketua MDMC Dr. Rahmawati Husein mengatakan, pertemuan di PBB tersebut akan membahas inovasi bantuan kemanusiaan dan hal yang terkait dengan kemanusiaan. Selain itu, pertemuan ini membawa para ahli serta para pengambil kebijakan untuk membangun komunitas kebijakan yang lebih luas dan mendalam. “Dalam pertemuan ini para ahli dan pembuat kebijakan dikumpulkan untuk membahas masalah kemanusiaan untuk lebih baik,” kata Dr. Rahmawati saat dihubungi sebelum keberangkatannya ke New York, Selasa (10/12).
Dr. Rahmawati menjelaskan, pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan di empat wilayah regional kantor UN OCHA (Timur tengah, Afrika, Asia Pasifik). Untuk merekomendasikan pentingnya perubahan sistem dengan lebih terbuka terhadap pemain baru dalam bidang kemanusiaan. “Pemain baru ini seperti organisasi keagamaan, swasta, organisasi lokal yang terlibat dalam merespon misi kemanusiaan,” terang dosen IP UMY ini.
Pembahasan masalah kemanusiaan di PBB ini akan lebih fokus pada pembahasan inovasi bantuan kemanusiaan, pemenuhan kebutuhan masyarakat yang terlibat konflik dan mengelola resiko kemanusiaan. Hal tersebut menurut Dr. Rahmawati sangat sesuai dengan kondisi masalah kemanusiaan di Indonesia. “Di Indonesia sangat banyak kita temukan masalah kemanusiaan seperti bencana alam dan konflik sekte atau etnis. Jadi pertemuan ini sangat sesuai dan hendaknya dapat memberi pencerahan di Indonesia dalam bidang kemanusiaan,” jelasnya.
Selain itu, Dr. Rahamwati mengatakan, perlunya inovasi dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Kurangnya teknologi dan transportasi di Indonesia, membuat penanggulangan bencana ataupun antisipasi bencana di Indonesia menjadi terhambat. “Dengan diskusi di forum PBB nantinya, kita harapkan dapat mencari solusi dari permasalahan transportasi dan teknologi dalam bidang bantuan kemanusiaan di Indonesia,” ungkapnya.
Pertemuan di markas besar PBB ini, juga bertujuan untuk menggali dan mengkoordiansikan kebijakan agenda riset antara pelaku kemanusiaan untuk tahun 2014. Sekaligus mempersiapkan pertemuan puncak World Humanitarian Summit pada tahun 2016 nanti. “Masalah kemanusiaan ini memang suatu hal yang harus diperhatikan. Untuk itulah pertemuan ini berlanjut untuk menuju pertemuan puncak tahun 2016 nantinya,” ungkap Dr. Rahmawati. (syah)