Indonesia merupakan salah satu negara dengan banyak wilayah yang berpotensi terdampak oleh bencana alam, seperti gempa bumi dan erupsi gunung berapi karena terletak dalam area Cincin Api Pasifik. Contohnya wilayah D.I. Yogyakarta yang pernah menjadi lokasi terjadinya kedua bencana tersebut pada 2006 dan 2010 lalu. Untuk meminimalisir terhadap jatuhnya korban baik jiwa dan materil, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencanangkan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) setiap tanggal 26 April sejak tahun lalu. Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah, MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) melakukan berbagai kegiatan demi mendorong kesadaran masyarakat untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana. Hal tersebut disampaikan oleh Budi Setiawan, ST, selaku Ketua MDMC dalam Temu Jurnalis Muhammadiyah untuk Kesiapsiagaan Bencana yang dilaksakan pada hari Jumat (23/3) di Gedung PP Muhammadiyah.
Budi menyampaikan bahwa kesiapsiagaan menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh masyarakat agar bencana alam yang terjadi tidak juga menjadi bencana manusia. “HKB ini menjadi sebuah momen yang tepat untuk mensosialisasikan kesiapsiagaan pada masyarakat. Kesiapsiagaan ini adalah dengan mempelajari bencana tersebut dan apa yang perlu dilakukan ketika bencana tersebut terjadi, karena dengan memahami bencana maka kita dapat mereduksi resiko bencana dan juga jatuhnya korban. Setiap lapisan masyarakat dari berbagai golongan harus dilatih untuk terbiasa tanggap terhadap bencana. MDMC sebagai salah satu organisasi yang perhatian terhadap isu ini turut aktif dalam sosialisasi kesiapsiagaan, mulai dengan melakukan lokakarya ataupun pelatihan,” ungkapnya.
Wakil Ketua MDMC, Arif Jamali Muis, MPd, menyebutkan tren cara pandang untuk menyikapi bencana di Indonesia harus bergeser dari yang semula berfokus pada respon ke arah yang lebih preventif. “Melakukan respon terhadap bencana memang akan terlihat lebih heroik melalui kacamata jurnalisme, dan saat ini hal tersebut harus diubah. Tindakan yang bersifat preventif harus mulai digalakkan di kalangan masyarakat, seperti kesiapsiagaan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dari bencana yang terjadi,” ujar Arif.
Arif juga menyebutkan bahwa kegiatan yang dilakukan MDMC dalam penanggulangan bencana merupakan perpanjangan dari misi dakwah Muhammadiyah dan berniat untuk melibatkan sebanyak mungkin warga dari berbagai golongan untuk terlibat di dalamnya. “Kesiapsiagaan merupakan praktek dari ajaran Islam dalam memandang bencana dan hal ini sudah kita inisiasi sejak lama, terutama untuk badan-badan Muhammadiyah. Seperti Sekolah Madrasah Pesantren Aman Bencana, RS Siaga dan juga lainnya. Bencana merupakan urusan bersama dan meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana harus dimulai dari sendiri,” tutupnya.
Dalam memperingati HKB tersebut MDMC melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mensosialisasikan pentingnya kesiapsiagaan. Kegiatan tersebut seperti; Gelar Wicara HKB 2018; Evakuasi Mandiri, Keluarga, Masyarakat, Sekolah, Rumah, PTM dll; Seminar Kesiapsiagaan bencana; Apel Kesiapsiagaan Bencana Relawan Muhammadiyah; Lomba-lomba (Cerdas tanggap Bencana dll); Kultum atau Khutbah Jumat dengan tema Pengurangan Resiko Bencana; Simulasi Penanggulangan Bencana; Sosialisasi Gerakan Pengurangan Resiko Bencana; dan Pameran HKB. (raditia)