Keterpaduan antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dengan Lembaga Penanggulangan Bencana (MDMC) sangat penting. Hal ini tidak hanya untuk meningkatkan efektifitas penanganan bencana oleh organisasi Muhammadiyah, namun juga untuk memberikan sumbangan nyata terhadap upaya Pengurangan Resiko Bencana di Indonesia.
Adapun caranya bisa dilakukan melalui beberapa hal. “Seperti melakukan melalui riset, pengabdian masyarakat, serta upaya tanggap darurat yang sumber dayanya juga dimiliki oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” ungkap Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Dr. Rahmawati Husein saat dihubungi, Jum’at (7/2).
Untuk meningkatkan peran PTM dalam hal bencana tersebut, MDMC dan Majelis Dikti PP Muhammadiyah akan menyelenggarakan workshop Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Bencana. Dalam workshop ini, hal utama yang akan dibahas adalah pengelolaan pengiriman bantuan lapangan, pengmbangan riset terapan dan aksi, serta pelatihan dan dan skill tertentu yang dibutuhkan dalam penanggulangan bencana. “Akan dibahas juga mengenai penempatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan magang di lokasi tanggap darurat. Supaya nilai pengabdian masyarakat itu jelas dampaknya,” ungkap Rahmawati.
Rahmawati menjelaskan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari salah satu Keputusan Muktamar Muhammadiyah tahun 2010. Yaitu meningkatkan keterpaduan dan kesiapan AUMKESOS dan Rumah Sakit dalam penanggulangan bencana. Serta peningkatan kualitas tanggap darurat, mobilisasi, manajemen dan pengadaan logistik tanggap darurat, serta advokasi dan rehabilitasi pasca bencana. “ Jadi ini tindak lanjutnya, dalam hal amal usaha muahmmadiyah bidang kesehatan dan bidang sosial (AUMKESOS),” jelas Wakil Ketua MDMC sekaligus dosen Ilmu Pemerintahan UMY ini.
Kegiatan Workshop tersebut akan berlangsung di kampus terpadu UMY pada tanggal 8 Februari 2014. Adapun pesertanya terdiri dari Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah, MDMC, Rektor PTM se Indonesia dan jajarannya, serta lembaga penanaggulangan bencana di setiap PTM.