Berita

Mendiktisaintek RI Tekankan Pentingnya Kebangkitan Industri untuk Pendidikan Indonesia

Mendiktisaintek Brian Yuliarto

Industri di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dan strategis dalam mendukung keberlanjutan sektor pendidikan di tanah air. Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global, penguatan sektor industri menjadi semakin vital untuk menciptakan ekosistem yang mampu menghubungkan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja yang terus meningkat. Lebih dari itu, penguatan sektor industri ini juga dianggap dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang tengah dihadapi perguruan tinggi, terutama bagi PTS (Perguruan Tinggi Swasta).

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D dalam acara Audiensi Bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Mendiktisaintek RI) pada Rabu (19/03) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Student Dormitory mengemukakan permasalahan yang kini sedang dihadapi PTS di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah terjadinya penurunan jumlah pendaftar mahasiswa setiap tahunnya. Di mana belakangan ini, PTS di Yogyakarta mencatat penurunannya sebesar 10%.

“Melihat adanya penurunan tersebut, 100 PTS di Yogyakarta telah melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding). Sehingga seluruh PTS di Yogyakarta tidak ada yang tidak memiliki kerja sama dengan perguruan tinggi lainnya. Hal ini menjadi salah satu komitmen kami untuk menanggulangi permasalahan yang ada. Sehingga di tahun 2028 mendatang, sebanyak 51,15% program studi akan terakreditasi unggul,” jelas Setyabudi.

Pasalnya, permasalahan yang kini sedang dihadapi oleh 100 PTS di Yogyakarta itu dapat teratasi apabila peran industri di Indonesia diperkuat. Meskipun dengan demikian, sebagaimana yang dijelaskan oleh Prof. Brian Yuliarto., S.T., M.Eng., Ph.D selaku Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI (Mendiktisaintek) bahwa menurunnya jumlah pendaftar mahasiswa terkhusus di PTS Yogyakarta disebabkan karena adanya struktur dan pelaksanaan industri di Indonesia yang cukup kalang kabut.

Di mana mulanya sektor industri di Indonesia mampu memproduksi suatu “barang”, tetapi kini telah berubah dengan hanya menjual “barang” tersebut. Sementara itu, Brian meyakini sebuah negara tidak akan menjadi negara maju ketika tidak memiliki kemampuan memproduksi “barang”nya sendiri.

“Ketika ditelisik lebih dalam, keadaan sektor industri di Indonesia saat ini mirip dengan kondisi pada tahun 1977. Hal tersebut tentunya memberikan pengaruh yang cukup besar pada kondisi ekonomi negara kita. Oleh sebab itu, Presiden Prabowo Subianto ingin mengembalikan Indonesia pada jalur sesungguhnya sehingga dapat menciptakan kemampuan membayar kuliah dan lapangan kerja yang semakin meluas,” pungkas Brian.

Nantinya apabila sektor industri kembali muncul dan berkembang maka akan berdampak juga pada kualitas kesejahteraan masyarakat suatu negara. Sehingga keinginan atau motivasi seseorang untuk mengenyam pendidikan tinggi pun akan meningkat secara linier.

Sesuai dengan bunyi alinea keempat Pembukaan UUD (Undang – Undang Dasar) 1945 “mencerdaskan kehidupan bangsa” menjadi tujuan dan cita – cita negara Indonesia. Maka dari itu, menurut Mendiktisaintek pendidikan menjadi prioritas utama sehingga kebangkitan industri di tanah air pun menjadi tanggung jawab warga Indonesia.

Untuk mengimplementasikan salah satu alinea pada pembukaan UUD 1945 tersebut, dalam acara yang dihadiri oleh seluruh rektor PTS yang ada di Yogyakarta Brian berpesan agar tenaga pendidik terus mendorong generasi muda supaya bermimpi setinggi – tingginya.

“Memang industri menjadi tantangan luar biasa bagi sektor pendidikan. Namun, kita tetap harus berjuang lebih keras dengan keterbatasan yang ada. Buatlah anak – anak kita memiliki mimpi yang begitu besar dan tinggi,” tutupnya. (NF)