Presepsi masyarakat dalam hal pengabdian masyarakat hanya tertuju pada Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pengabdian tidak hanya KKN, banyak hal lain yang merupakan kegiatan pengabdian masyarakat. Meski KKN sebenarnya juga untuk menimbulkan empati bagi mahasiswa. “KKN tidak hanya untuk berkompetisi namun untuk menumbuhkan empati,” ungkapya. Hal tersebut diungkapkan Prof Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. direktur pengabdian kepada masyarakat Universits Gadjah Mada (UGM) pada acara workshop penulisan artikel ilmiah pengabdian masyarakat di gedung AR Fachrudin A lantai 5 UMY pada hari Kamis (29/3).
Irfan menambahkan bahwa muara dari sebuah penelitian adalah pengabdian. “Persepsi pengabdian adalah pendampingan kepada masyarakat agar dapat mandiri dalam melakukan kegiatan dan menyelesaikan masalahnya sendiri, bukan malah menjadi “pahlawan” yang membantu namun masyarakatnya sendiri tidak dapat menyelesaikan masalah sendiri,” ungkapnya. Ia juga mengungkapkan bahwa ada perbedaan antar jurnal pengabdian masyarakat dengan jurnal penelitian. “Jurnal pengabdian memiliki dampak jangka panjang, sedangkan untuk jurnal penelitian terdapat result di dalamnya,” jelas Irfan.
Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Muhamamdiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Ir Sukamta, M.T., IPM, mengungkapkan bahwa saat ini UMY dalam bidang pengabdian masyarakat baru menjajaki level 2 dari 4 level yang ada. Dalam rangka peningkatan penulisan artikel pada kriteria pengabdian masyarakat, ada Sembilan indikator penilaian pemeringkatan ABDIMAS yakni publikasi kepada masyarakat di jurnal ilmiah; publikasi di media massa; publikasi di forum ilmiah; hak kekayaan intelektual; keluaran IPTEK lainnya; produk terstandarisasi; produk tersertivikasi; mitra berbadan hukum; dan buku. “Yang dapat kita kejar dalam waktu dekat ini ada empat indikator, yakni publikasi di jurnal ilmiah, media massa, forum ilmiah dan buku,” jelasnya. Saat ini UMY telah memiliki jurnal pengabdian masyarakat bernama “Berdikari”.
Dengan melihat indikator tersebut, UMY menginisiasi diadakannya acara “Berdikari camp” yang dilaksanakan selama dua hari nantinya. Dalam acara ini nantinya dosen dapat menelurkan artikel publikasi dalam pengabdian masyarakat yang dapat diunggah dalam jurnal artikel pengabdian masyarakat. “Dosen penerima hibah pengabdian masyarakat dari internal maupun eksternal dan pernah melakukan pengabdian masyarakat nantinya akan mengikuti kegiatan ini selama dua hari untuk menyusun artikel dan mengunggah artikel,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, dosen Ilmu pemerintahan yang sekaligus salah satu penyelenggara, Sakir, S.IP., M.IP. mengungkapkan dalam mendukung peningkatan publikasi universitas dari segi pengabdian masyarakat, diharapkan dosen yang mendapatkan hibah dapat menerbitkan artikel dalam jurnal, media massa maupun dipresentasikan dalam seminar nasional. “Pengabdian masyarakat di UMY sudah banyak, namun untuk output artikelnya masih kurang. Nantinya dosen dalam acara tersebut akan diberikan pendamping yang akan mendampingi selama perjalanan pembuatan artikel tersebut,” tutupnya. (Darel)