Seusai lulus berkuliah maka wisudawan sudah memiliki tiga modal besar yang sudah dimiliki wisudawan, yakni modal energi yang masih muda, modal intelektual yang didapat saat kuliah dan modal kematangan jika wisudawan pernah menjadi aktivis selama kuliah. “Manfaatkan modal itu untuk bersaing di dunia nyata nantinya, karena persaingan ekonomi begitu kuat, baik itu secara regional maupun global. Selamat memasuki dunia baru. Selamat wisuda,”
Ucapan selamat yang penuh semangat di atas, disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN- RI) Dahlan Iskan dan disambut dengan tepuk tangan meriah oleh peserta wisuda angkatan pertama UMY tahun akademik 2013/2014. Acara perhelatan wisuda yang dibuka langsung oleh rektor UMY Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A tersebut berlangsung di gedung Spotorium UMY, Sabtu (19/10).
Dari ketiga modal tersebut yang paling penting bagi wisudawan adalah modal kematangan pribadi. Setiap wisudawan pasti punya modal energi muda dan modal intelektual, namun tidak semua wisudawan memiliki modal kematangan karena tidak semua wisudawan terlibat dalam menjadi aktivis saat berkuliah. “Kematangaan itu diperoleh ketika seseorang berbenturan masalah. Ketika menjadi aktivis, mahasiswa akan berbenturan masalah dengan dosen, dengan rektor bahkan dengan rekannya sendiri. Inilah yang menjadikan seseorang menjadi pribadi yang lebih matang dibandingkan lainnya,” jelas Dahlan.
Dalam pidatonya, Dahlan Iskan juga menganalogikan distribusi pekerjaan dan peluang ekonomi seperti distribusi piring. “zaman Orde Baru (Orba), ada tukang bagi piring. Sedangkan zaman ketika demokrasi tumbuh, tidak ada lagi tukang bagi piring. Segala hal harus dilakukan sendiri. Siapa yang cepat mengambil piring ekonomi, maka dia yang akan mendapatkan jatah ekonomi yang banyak.”
Di kesempatan yang sama, Dahlan juga berbagi pengalaman intelektualnya ketika ekonomi Indonesia belum tumbuh menjadi kekuatan ekonomi nomor 16 dunia. “Saya pernah kuliah tapi tidak pernah diwisuda. Zaman saya dulu ekonominya miskin, sehingga persaingan tidak terlalu sengit. Akan tetapi kalian berada di era persaingan ekonomi yang ketat, maka harus lebih semangat untuk menjalani arus kehidupan nantinya,” jelasnya.
Senada dengan Menteri BUMN tersebut, Rektor UMY Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A dalam sambutannya mengatakan, semangat merupakan hal yang terpenting dimiliki oleh mahasiswa karena dengan semangat maka wisudawan bisa menempuh langkah besar setelah lepas dari kampus, serta mampu menginspirasi masyarakat. “Dengan semangat kita bisa berbuat lebih dan memberikan lebih untuk mencapai yang lebih baik”, katanya.
Rektor UMY juga mengatakan, dengan datangnya menteri BUMN di kampus UMY. Hendaknya bisa menambah semangat bagi mahasiswa dan civitas akademika UMY, sehingga mahasiswa termotivasi untuk mengikuti langkah menjadi menteri nantinya. “Semoga kedatangan menteri BUMN ini menjadi motivasi bagi mahasiswa kami untuk menjadi menteri juga nanti”, katanya.
Jumlah wisudawan tahap pertama UMY tahun akademik 2013/2014 sebanyak 871 wisudawan. Wisudawan terbaik UMY kali ini diraih oleh Laras Astuti, SH dari Fakultas Hukum angkatan 2009 dengan IPK 3,99 , sedangkan wisudawan lulus tercepat dipegang oleh Liyu Paworo Utomo, S.T dari Fakultas Teknik angkatan 2009 dengan masa studi 3 tahun 7 bulan 24 hari, dan wisudawan termuda jatuh pada Shafira Vidiastri, S. Ked dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan angkatan 2009 dengan umur 19 tahun 4 bulan. (syah)