Publikasi ilmiah di Indonesia saat ini tengah mencapai posisi pertama di ASEAN. Meski demikian, di kancah internasional masih tertinggal jauh. Oleh karena itu, Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berupaya memacu para akademisi untuk lebih giat dalam melakukan publikasi baik nasional maupun internasional. Upaya tersebut dilakukan melalui pelatihan penulisan artikel ilmiah nasional/internasional yang diselenggarakan pada Kamis (25/8) di Khas Tugu Hotel Yogyakarta, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta.
Yoga Dwi Arianda, S.T., M.Si., Koordinator Jurnal dan Publikasi Ilmiah DRTPM mengatakan bahwa pelatihan penulisan artikel ilmiah memberikan manfaat yang tidak hanya dirasakan oleh penulis. Namun, dampaknya juga dapat dirasakan oleh masyarakat dan lebih luas lagi, akan mendorong peringkat Indonesia lebih tinggi lagi di kancah internasional.
“Pelatihan ini menjadi penting untuk mendorong kapasitas publikasi di nasional dan internasional, semakin mahir dalam publikasi sehingga bisa merasakan manfaat berupa kenaikan pangkat sampai guru besar. Hasil riset nantinya langsung dirasakan dampaknya oleh masyarakat baik secara teoritis maupun implementasi di lapangan. Lebih luas lagi, memberi sumbangsih besar pada perguruan tinggi dan berdampak bagi negara agar tidak tertinggal. Saat ini, Indonesia berada di nomor pertama tingkat ASEAN. Ke depannya, bangsa kita akan lebih tinggi lagi ke kancah internasional yang ditunjukkan dengan karya publikasi kita,” terang Yoga dalam sambutannya.
Senada dengan Yoga, Prof. Dr. Ir. Sukamta, S.T., M.T., IPM Wakil Rektor bidang Akademik UMY dalam sambutannya menegaskan bahwa pelatihan penulisan artikel ilmiah memberikan berbagai manfaat mulai dari memberi motivasi dan skill untuk dosen, mendongkrak reputasi yang bersangkutan, juga meningkatkan jabatan akademik. Tidak hanya itu, karya-karyanya juga diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk kampus yang bersangkutan juga meluas untuk bangsa.
“Pelatihan ini sangat penting untuk dosen baik itu dalam meningkatkan reputasi, jabatan akademik, kontribusi kampus dan bangsa. Selain itu karyanya juga akan lebih banyak diterima oleh masyarakat pembaca. Bahkan dampaknya akan luas secara nyata kalau sudah dibawa dalam produk paten, produk inovasi, produk unggulan dan dimanfaatkan mitra baik UMKM, industri, kelompok pengrajin, dan masih banyak lagi,” tegas Sukamta.
Dalam hal publikasi karya ilmiah setidaknya berpacu pada dua poin penting. Diantaranya substansial dan etika penulisan karya tulis ilmiah yang kemudian ditekankan dalam materi pelatihan tersebut.
“Berbicara mengenai karya tulis ilmiah ada dua poin penting yaitu substansial dan etika penulisan karya tulis ilmiah. Jadi etika nomor satu diikuti dengan mutu karya tulis. Sebagaimana dengan nasihat para ilmuwan bahwa adab sebelum ilmu maka dihargai orang-orang. Hal ini berlaku untuk dunia akademik,” imbuh Sukamta.
Sesi pertama pelatihan tersebut diawali dengan materi “Etika Penulisan Artikel Ilmiah”. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa mementingkan lulusan etika publikasi. Sehingga, tidak saja membuat artikel bermutu, juga etika akademik yang dilihat baik dari sisi kepantasan maupun kejujuran. Selanjutnya disampaikan Sukamta pembahasan akan dilanjutkan mengenai substansial yang terdapat dalam proses penulisan karya tulis ilmiah.
Acara yang dilaksanakan secara rutin oleh UMY sebagai penyelenggaranya ini turut menghadirkan 8 narasumber dengan diikuti peserta dari universitas yang tersebar di seluruh Indonesia. “Ini memasuki tahun ke-4 UMY diamanahi DRTPM Kemendikbudristek untuk menjadi penyelenggara acara ini. Kali ini menghadirkan 8 narasumber dengan diikuti peserta dari seluruh Indonesia seperti Sumatera, Jawa Timur, Jawa Tengah mayoritas yang nantinya peserta akan memperbaiki tulisan untuk dipublikasikan di jurnal bereputasi sebagai output agenda,” jelas Prof. Dr. Dyah Mutiarin, S.IP., M.Si., Kepala Lembaga Riset dan Inovasi UMY saat ditemui usai acara. (nsn)